Intensitas hujan yang tinggi belakangan ini menjadi momok bagi warga Kota Tepian. Selain ancaman banjir, warga yang tinggal di sekitar bukit juga dibuat waswas terhadap ancaman longsor.
4 rumah warga ketiban longsoran bukit. Tiga rumah berada di lingkungan Permata Hijau RT 26, Kelurahan Teluk Lerong Ilir (TLI), Kecamatan Samarinda Ulu. Sebuah rumah lainnya berada di Jalan Padat Karya, Gang Citra I, RT 83, Kelurahan Loa Bakung, Kecamatan Sungai Kunjang.
Tiga rumah milik warga Perumahan Permata Hijau diterjang lumpur akibat tebing di depan rumah mereka longsor, Minggu (1/6) pagi kemarin. Lumpur becampur air menggenang hingga 20 centimeter di rumah warga.
“Longsor kali ini merupakan yang kedua kali terjadi. Beberapa bulan lalu, tebing di sini (lingkungan Permata Hijau, Red) juga pernah terjadi. Namun saat itu tak masuk rumah,” ujar ketua RT 26 Kelurahan TLI Safrudin kepada wartawan.
Warga bertambah takut, karena selain tanah dan lumpur, bongkahan batu besar juga terikut longsoran. Warga sekitar pun bahu membahu membantu membersihkan longsoran yang menerjang kediaman tetangga mereka.
Warga menduga, longsor di pemukiman mereka ada kaitannya dengan aktivitas pematangan lahan di atas bukit. Diduga akibat aktivitas pematangan lahan menggunakan alat berat, membuat kekuatan tanah berkurang. Saat hujan deras, bukit pun longsor.
“Siang malam alat berat di atas bukit yang dipakai untuk mematangkan lahan bekerja. Kami menduga, bisa jadi ada kaitannya dengan kejadian ini,” tutur Safrudin mewakili warganya.
Selain menerjang rumah warga, longsorang juga sempat menutup jalan lingkungan warga. “Tapi sudah kami bersihkan. Warga kami tetap dihantui kalau saja ada longsor susulan yang lebih parah,” beber Safrudin.
Sementara longsor yang menimpa sebuah rumah milik warga Loa Bakung bernama Hefni (38), terjadi sejak Rabu (28/5) pagi lalu. Saat itu Hefni bersama anak dan istrinya sedang bersantai karena hujan deras.
“Tiba-tiba saja terdengar suara nyaring menyerupai suara benturan di luar rumah. Ketika saya lihat ternyata bukit di atas rumah longsor,” kata Hefni.
Saat itu terlihat tanah sudah menerjang bagian depan rumah Hefni. Karena khawatir terjadi longsor lebih parah, Hefni pun langsung mengevakuasi anak dan istrinya ke rumah tetangganya.
“Sekarang kalau hujan terpaksa ngungsi dulu, takut terkubur. Beberapa waktu lalu ada staf kelurahan datang mengecek, cuma sekadar mengecek saja karena tak ada tindakan apa-apa yang dilakukan,” tandas Hefni.
Hefni pun berusaha membersihkan longsoran semampunya dengan peralatan berupa cangkul.
“Saya berharap ada perhatian dari pemerintah. Karena kami takut saja jika dibiarkan longsor bertambah parah,” pungkas Hefni. [] RedFj/KP