Pemilik Ekskavator Di-deadline Dua Minggu

Pemilik Ekskavator Di-deadline Dua Minggu

Komisi III DPRD Kota Samarinda memenuhi janjinya untuk meminta pertanggungjawaban atas ambruknya Jembatan Benanga di Lempake, Samarinda Utara akibat dilintasi ekskavator, Senin (9/6) lalu. Kemarin siang, mereka memanggil sejumlah pihak yang dianggap paling bertanggung jawab atas putusnya akses utama masyarakat Muang Dalam menuju pusat kota itu. Terutama pemilik ekskavator yang dianggap lalai karena sengaja menggunakan jembatan kayu itu untuk menyeberangkan ekskavator. Berikut Dinas Bina Marga dan Pengairan (DBMP) selaku penanggung jawab jembatan dimaksud.

“Kita hanya meminta sekaligus memastikan agar akses masyarakat Muang Dalam tidak sampai terganggu. Karena jembatan itu yang menjadi satu-satunya akses mereka mengangkut hasil pertanian menuju pusat kota. Tapi alhamdulillah, setelah kita bicarakan secara bersama, semuanya merespons baik,” ujar Sekretaris Komisi III DPRD Kota Samarinda, Mursyid Abdul Rasyid seusai pertemuan di DPRD Kota Samarinda, kemarin sore.

Dari penuturan Mursyid, sebenarnya saat itu tak ada aktivitas proyek di lokasi. Pemilik ekskavator diduga hanya ingin menyeberangkan alat beratnya dengan jalan pintas namun berbuah petaka. Dari hasil pertemuan kemarin, sang pemilik menyatakan kesanggupannya untuk bertanggung jawab atas kerusakan dimaksud. Terutama membangunkan jembatan semipermanen di sampingnya sebagai akses pengganti agar mobilitas masyarakat tidak terganggu. Diberitakan sebelumnya, pemilik ekskavator tercatat bernama Anton Surya.

“Kita kasih waktu dua minggu sejak hari ini (kemarin, Red) untuk menyelesaikan pembangunan jembatan semipermenen itu. Dan mereka menyanggupinya. Jembatan yang dibangun dengan kapasitas maksimal bisa menahan beban 6 ton. Artinya, minimal 25 Juni mendatang pembangunan sudah selesai dan masyarakat sudah bisa menggunakannya,” tegas Mursyid.

Untuk anggaran pembangunan, lanjut politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu, tidak sepenuhnya dibebankan ke pemilik ekskavator. Tetapi juga DBMP Kota Samarinda. Karena secara kebetulan, sebenarnya jembatan lama yang telah ambruk itu juga rencana dibongkar minggu depan. Menyusul akan dibangunnya jembatan permanen dengan nilai Rp 2 miliar yang telah ditender.

“Jadi memang ada rencana untuk membangun jembatan permanen sehingga untuk yang semipermanen sebagai akses penting ini bisa dibangun dengan kerja sama antara pemilik ekskavator dengan DBMP. Janjinya dua minggu. Jadi kita lihat saja nanti ke depan,” pungkas Mursyid. [] RedFj/SP

Serba-Serbi