Mau Bangun Jembatan, Terkendala Lahan

Mau Bangun Jembatan, Terkendala Lahan

SAMPIT – Rencana Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah (Kalteng), membangun jembatan di Sampit yang akan menghubungkan Kecamatan Baamang dan Seranau, masih terkendala lahan.

“Maunya kami, tahun 2015 nanti sudah melakukan pemasangan tiang pancang. Tapi sekarang masih ada masyarakat yang belum mau berkorban menyerahkan tanah mereka dengan harga yang pantas. Mudah-mudahan ini cepat selesai,” kata Wakil Bupati Kotim, HM Taufiq Mukri di Sampit, Rabu (25/06/2014).

Taufiq tidak merinci lahan yang belum bisa dibebaskan tersebut, begitu pula tentang nilai ganti rugi yang ditawarkan pemerintah daerah. Dia hanya meminta doa dari masyarakat agar rencana ini bisa segera terealisasi sehingga manfaatnya akan dirasakan masyarakat luas.

Sekadar diketahui, Pemkab Kotim mengusulkan bantuan dana sekitar Rp600 miliar kepada pemerintah pusat untuk proyek pembangunan jembatan yang menghubungkan Kecamatan Baamang dan Seranau. Pemerintah daerah juga meminta dukungan dana dari Pemprov Kalteng untuk membantu percepatan pembangunannya.

Jembatan tersebut sangat dibutuhkan untuk membuka isolasi karena hingga saat ini belum ada jembatan yang membentang di atas sungai Mentaya. Akibatnya, masyarakat di dua kecamatan yaitu Seranau dan Pulau Hanaut yang berada di seberang, terpaksa hanya mengandalkan transportasi sungai.

Kecamatan Seranau letaknya cukup dekat dengan Kecamatan Baamang dan Ketapang yang merupakan pusat Kota Sampit karena hanya dipisahkan oleh sungai Mentaya. Akibat belum terhubung jalan darat, kecamatan ini terbilang masih tertinggal dibanding kecamatan lainnya, khususnya di kawasan kota.

Untuk ke pusat kota, masyarakat Seranau harus menggunakan kelotok dan feri penyeberangan. Tentunya mereka harus mengeluarkan biaya penyeberang, di samping sarana penyeberangan yang juga masih terbatas.

Selain mengusulkan jembatan Baamang-Seranau, saat ini sedang dibangun jembatan di Kecamatan Cempaga. Jika jembatan ini selesai, maka juga bisa menghubungkan ke Kecamatan Seranau dan Pulau Hanaut. Hanya, kawasan ini terbilang cukup jauh dari Sampit yang merupakan Ibu Kota Kabupaten Kotim.

“Kalau jembatan Cempaga itu selesai, nanti jalan darat ke Seranau dan Pulau Hanaut juga akan dibangun sehingga bisa memudahkan aktivitas masyarakat dan berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat,” harap Taufiq. [] Ant

Serba-Serbi