Jangankan di pinggiran, di tengah kota saja ada sekolah negeri yang bernasib miris. Tiga tahun direhab, tak rampung-rampung. Proses belajar mengajar sampai diungsikan.
Kondisi bangunan SDN 022 Tenggarong yang sudah menghabiskan miliaran uang rakyat tetapi belum juga selesai dibangun. Para pelajar sekolah ini kini tengah mengungsi belajar di tempat lain.Realitas seperti ini yang bakal memperburuk citra Rita Widyasari, Bupati Kutai Kartanegara (Kukar) yang punya Program Gerakan Pembangunan Rakyat Sejahtera (Gerbang Raja), yang menjadikan persoalan sumber daya manusia sebagai salah satu prioritas kerjanya.
Adalah Sekolah Dasar Negeri (SDN) 022 yang bangunan kantor dan tempat belajar mengajarnya berlokasi di Jalan Ruwan, Kelurahan Timbau, Kecamatan Tenggarong. Nasibnya begitu miris, proses rehab mangkrak, padahal sudah dimulai sejak tahun 2012. Sampai-sampai, kegiatan belajar mengajar anak muridnya harus diungsikan ke sekolah lain.
Sebelum tahun 2012, bangunan sekolah negeri yang keseluruhannya terbuat dari kayu ini sering dikeluhkan karena acap kali hujan, pekarangan sekolah yang jadi tempat upacara dan bermain siswa, sering tergenang banjir. Selain itu, kondisi bangunan sekolah juga sudah banyak yang rusak.
Di tahun 2011, lahan milik warga mulai dibebaskan untuk rehab dan perluasan sekolah. Setahun kemudian proyek pembangunan gedung baru dari beton dimulai. Sayangnya, hingga Agustus lalu gedung sekolah yang dinantikan belum juga rampung dibangun. Tak ada aktivitas pekerjaan.
Terlihat hanya pagar sekolah yang sudah dipugar, sementara bangunan sekolah masih berupa rangka dilapis pondasi kayu untuk pengecoran yang sebagian tampak rapuh. Menurut informasi warga sekitar, proyek tersebut mangkrak sejak lama. Tak jelas kapan pekerjaan dilanjutkan.
Sementara para orang tua murid sudah ada yang mulai angkat bicara, mengeluhkan proyek rehab bangunan sekolah anaknya yang tak kunjung selesai. Sudomo Kasium misalnya. Ia mengungkapkan, saat anaknya duduk di kelas empat hingga sekarang kelas enam, harus mengungsi di sekolah lain. Itu karena bangunan sekolah baru tak kunjung bisa ditempati.
“Kalau SD harusnya masuk pagi. Anak saya masuk siang karena masih menumpang. Kalau anak saya tidak apa-apa masuk siang, sekolah tumpangan pun tidak terlalu jauh. Tapi kasihan anak kelas satu atau dua, kecil-kecil masuk siang,” kata Domo, sapaannya.
Dia menambahkan, sebelum direnovasi, sekolah dengan dinding kayu masih layak dijadikan tempat belajar. Domo menyayangkan pihak terkait seolah membiarkan bangunan yang seharusnya sudah bisa ditempati tahun lalu malah tak kunjung rampung.
“Saya sempat datang ke Dinas Pendidikan di Kecamatan Tenggarong tapi responnya nihil,” tandasnya.
Secara terpisah, Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas Pendidikan (Disdik) Tenggarong Gunanto memastikan, kelanjutan rehab gedung SDN 022 dilanjutkan tahun ini.
“Saya sendiri miris dan malu karena para siswa sampai mengungsi dua kali. Ada LSM (lembaga swadaya masyarakat) setempat yang datang beberapa kali ke kantor kami menanyakan kepastian penyelesaian bangunan,” paparnya.
Gunanto berharap, kontraktor yang nanti memenangkan tender bekerja sebaik-baiknya dan tak ditinggal sebelum bangunan rampung.
Sementara aktivis Lembaga Investigasi dan Pemberantasan Praktik Rasuah (LIBAS) Kukar menilai adanya kejanggalan dalam pelaksanan pekerjaan rehab bangunan sekolah tersebut. Dedi Irawan menyebut, jika ditotal, khusus untuk rehabnya saja, dari tahun 2012 hingga 2013, sudah menghabiskan duit rakyat Rp 3 miliar lebih.
“Agustus ini kelanjutan proyek itu sudah selesai dilelang. Kontraknya Rp 890 juta lebih. Jadi dalam tiga tahun ada tiga paket pekerjaan, totalnya mencapai Rp 3,8 miliar lebih. Kontraktornya ganti terus,” papar Dedi Irawan kepada Eksekutor, belum lama ini.
Uang Rp 3 miliar, lanjut Dedi, tidak lah sedikit. Dengan anggaran sebesar itu mestinya bangunan megah sudah bisa terlihat. “Saya sudah melihat langsung proyek tersebut, kalau memang uang yang sudah dibayarkan Rp 3 miliar ke kontraktor, sangat tidak mungkin hasilnya cuma begitu,” ujar Dedi.
Namun demikian, untuk memperjelas apakah mengandung penyimpangan atau tidak, perlu didalami spesifikasi teknis serta realisasi pembayaran ke kontraktor. “Kita perlu lihat spesifikasi teknis pekerjaan, baik untuk paket pekerjaan pertama hingga yang terbaru tahun 2014 ini. Selain itu, realisasi pembayarannya bagaimana, harus kita ketahui juga,” papar Dedi.
Berdasarkan data dari Layanan Pengadaan Sistem Elektronik (LPSE) Kukar, khusus untuk pekerjaan fisik saja, tidak termasuk perencanaan, analisis dampak mengenai lingkungan hingga pengawasan, total nilai proyek memang mencapai Rp 3,8 miliar lebih.
Paket pertama, tahun 2012 dengan nama pekerjaan Pembangunan Ruang Kelas Baru (RKB), Rehabilitasi Berat dan Rehabilitasi Total Gedung Sekolah SD/SMP Kec. Tenggarong (Rehabilitasi Total Gedung SDN 022 Kec. Tenggarong). Kontraktornya CV Putra Gangga, beralamat di Desa Muhuran, RT 02, Kecamatan Kota Bangun.
Kontraktor ini berhasil memenangkan tender dengan nilai penawaran Rp 1.841.292.000. CV Putra Gangga berhasil mengalahkan 36 perusahaan yang turut serta dalam lelang online itu. Dari jadwal, terlihat bahwa pekerjaan dimulai sejak 30 Oktober 2012 dimana kontrak sudah ditandatangani.
Paket kedua bernama Lanjutan Pembangunan Ruang Kelas Baru dan Rehabilitasi Total Gedung Sekolah SD/SMP 18 Kecamatan ( Lanjutan Pembangunan Sekolah SDN 022 Tenggarong ). Dilelang pada medio Oktober hingga November 2013. Pemenangnya adalah CV Dharma Putra.
Rekanan pemeirntah kali ini beralamat di Jalan Jenderal M. Yusuf RT VIII, Desa Sebulu Modern, Kecamatan Sebulu. Perusahaan berhasil memenangkan tender dengan nilai penawaran Rp Rp 1.208.741.000. Sebanyak 12 perusahaan berhasil dikalahkannya. Sesuai jadwal, pada 1 November 2013 masa kerja kontrak sudah dimulai.
Paket ketiga, berjudul Lanjutan Pembangunan SDN 022 Tenggarong, dilelang tahun ini. Jadwalnya dari 6 Agustus hingga 2 September. Rekanan terpilihnya CV Mayang Sejahtera, beralamat di Desa Semayang No. 183 RT 05 Kecamatan Kenohan.
CV Mayang Sejahtera diketahui memenangkan tender dengan penawaran Rp 890.003.115. Perusahaan ini sukses memenangkan persaingan melawan 26 kontraktor lainnya di LPSE Kukar. Berdasarkan lelang terakhir, mestinya pekerjaan lanjutannya sudah berjalan sejak 2 September ini. []