KETAPANG – Sebanyak 10 ton beras jenis medium atau beras yang bersubsi dijual dalam sebuah operasi pasar (OP) yang terlaksana atas kerja sama antara Kantor Badan Usaha Logistik (Bulog) Kabupaten Ketapang dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ketapang.
Menurut H. Alwi, mantan Kepala Desa Kampung Sampit, dengan harga perkilonya Rp.7500 setiap pembeli mendapat jatah 2 karung seberat 20 kg. Dalam isi setiap karung dengan jumlah uangnya.
Menurut Lestari (24 tahun), sengaja pergi membeli beras ke OP yang ada di lapangan Sepakat ini merasa senang dan merasa terbantu.
Sementara menurut Sudiono, Kepala Seksi Pemberdayaan Masyarakat dan Media, bahwa beras yang dijadikan oprasi pasar beras ini adalah beras jenis medium dan kualitas berasnya sama dengan beras Raskin.
Menurutnya sebagai pemerintah Ketapang menjalin kerja sama Bulog, berdasar data statistik untuk menyalurkan beras Raskin dan beras yang kami salurkan pun jenis medium dan masih layak.
Beda dengan Rudiana, ibu 6 anak ini, warga Dalong RT19 /04 Kelurahan Sukaharja Kecamatan Delta Pawan, sejak ditinggal mati suaminya, ia hanya bekerja serabutan dan hanya mengharap pemberian anaknya, kalau dulu saya masih mendapatkan beras raskin. “Sekarang raskin sudah tidak dapat lagi. Entah dikemanakan padahal orang seperti kami sangat membutuhkan beras jenis raskin, walaupun keadaan beras yang terkadang ada warna kuning ada ulat namun sekarang beras yang sama malah dijual,” ujarnya kepada wartawan, Senin (2/3), di kediamnya.
Dan anehnya, lanjut dia, raskin yang dia dapat hanya dalam bentuk kiloan, bukan dalam bentu karung yang pernah dibagikan sebelum nya. “Miris sungguh nasip orang kecil seperti kami,” keluh Rusdiana.
Walaupun ada raskin namun tidak sampai ke masyarakat yang benar-benar membutuhkan malah dijual lagi kepenampungan beras. “Setiap kali raskin itu dibagikan, namun waktu mengambil kami hanya dibatasi 5-10 kilogram saja. Itupun kupon harus digilir,” katanya. []