PALANGKA RAYA – Nyawa manusia bagi segelintir orang tak lagi dihargai. Hal ini tercermin dari kasus pembuangan orok yang diduga hasil hubungan gelap. Kemarin (26/4), warga kembali menemukan orok yang dibuang ke selokan. Kasus ini merupakan ketiga kalinya dalam bulan ini.
Orok berusia sekitar 12 minggu dan seberat 50 gram itu ditemukan di depan mes Putri Sekolah Tinggi Pastoral (Setipas), Jalan Tjilik Riwut Kilometer 1 atau di Jalan Gunung Slamet, Minggu (25/4), sekitar pukul 10.00 WIB. Orok itu ditemukan Noprisinta (19) saat membersihkan selokan.
Noprisinta mengaku kaget saat menemukan orok tersebut. Ia langsung memanggil teman-temannya. ”Kok kaya bentuk manusia? Lalu saya angkat, ternyata benar. Saat ditemukan masih segar,” katanya sambil menunjukkan lokasi temuan.
Aparat kepolisian masih menyelidiki pelaku yang tega membuang anaknya itu. Pelaku dicurigai tidak jauh dari lokasi temuan orok tersebut. Kepala Bidang Pendidikan dan Penelitian (Diklit), Pengembangan SDM, dan Humas RSUD dr Doris Sylvanus, Theodorus Sapta Admaja, mengatakan, dari kondisinya, orok itu dibuang kurang dari 24 jam sejak ditemukan.
”Ini belum ada proses pembusukan. Saya yakin aborsi itu menggunakan obat, urut, dan teknik mekanik dengan pemaksaan. Saat ditemukan di parit, tidak ada ari-ari dan belum dirawat, terlihat dibuang begitu saja,” katanya di lokasi kejadian.
Kasatreskrim Polres Palangka Raya AKP Muhammad Ali Akbar mengatakan, kasus ini masih dalam penyelidikan. ”Kami mengharapkan peran masyarakat untuk membantu pihak kepolisian. Palangka Raya saat ini dikepung fenomena seks bebas,” kata perwira Polri ini. [] RS