BERAU – Batu bara diduga berpengaruh pada aktivitas penerbangan di Bandara Kalimarau dalam beberapa bulan terakhir. Bahkan, sejumlah maskapai ada yang memilih membatalkan penerbangan, karena penumpang yang tak mencukupi.
Sepi aktivitas penerbangan sejak awal tahun diakui Kepala Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) Kalimarau Yuyus Yudana. Penurunan penumpang mencapai sekitar 30 persen. Dalam sehari, biasanya penumpang berkisar hingga 1.000 orang, namun kini hanya sekitar 600 hingga 700 orang.
“Memang akhir-akhir ini frekuensinya agak menurun,” kata Yuyus ditemui wartawan, belum lama ini.
Namun, pihaknya membantah jika hal tersebut dipengaruhi sepenuhnya karena kondisi pertambangan yang tengah lesu. Lebih tepatnya, kata Yuyus, saat ini sedang low season.
“Penurunan jumlah penumpang ini sudah terjadi sejak awal tahun. Kalau perkiraan saya, ini juga disebabkan karena harga batu bara yang turun. Banyak karyawan yang dirumahkan,” ungkapnya.
Selain itu, sepinya penumpang di Bandara Kalimarau disebabkan beberapa proyek yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang belum berjalan. “Ini juga berdampak pada lalu lintas penerbangan. Karena saat musim proyek yang bersumber dari APBN banyak pekerja yang berdatangan,” katanya.
Menurut dia, penurunan jumlah penumpang ini tidak hanya terjadi di Bumi Batiwakkal –sebutan Kabupaten Berau– namun juga terjadi hampir seluruh wilayah Indonesia. “Kemarin saya ada pertemuan dengan beberapa kepala bandara, saya tanya, ternyata semua memang menurun,” ungkapnya.
Penurunan jumlah penumpang ini juga dibenarkan oleh General Manager Garuda Indonesia Cabang Berau Sugiyono. “Memang benar, sekarang terjadi penurunan penumpang 300 hingga 400 penumpang per hari,” kata Sugiyono sambil melihat data market share bulan April.
Tingkat isian penumpang maskapai Garuda Indonesia jika dirata-rata hanya 75 persen atau menurun 10 persen dibanding tahun sebelumnya. “Tahun lalu bisa sampai 85 persen,” ungkapnya. [] KP