Miris, Kasus Aborsi Marak

Miris, Kasus Aborsi Marak

PALANGKA RAYA – Pemerintah Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah, menyebutkan jumlah kasus pengguguran kandungan atau aborsi semakin banyak di kota itu.

Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Palangka Raya Barit Rayanto menyatakan prihatin atas maraknya kasus aborsi di kotanya.

“Saya sangat prihatin atas kejadian itu. Aborsi menyalahi aturan agama dan itu tergolong hal yang berat sekali. Selain itu juga menyalahi hukum kita, karena dasar pelaksanaannya bukan karena alasan kesehatan,” kata dia di Palangka Raya, Rabu (29/4/2015).

Dalam dua minggu terakhir ditemukan tiga kasus pembuangan orok. Kejadian terakhir diketahui seorang penghuni kos putri di Jalan Gunung Selamet, Palangka Raya pada Minggu (26/4). Nofri Sinta, saat kerja bakti sekitar pukul 10.00 WIB menemukan orok yang dibuang di selokan depan asramanya. Diperkirakan usia orak itu sekitar 12-16 minggu dengan panjang 12 cm dan berat 50 gram.

barit Rayanto menyayangkan sikap pelaku yang tega menggugurkan kandungannya. Sementara di sisi lain, banyak masyarakat yang berharap dan berusaha mendapatkan anak tetapi sampai usia lanjut tidak berhasil. Dispora sebagai wadah kaum muda merasa memiliki tanggung jawab moral terkait maraknya kasus pembuangan orok.

Namun, saat ini pihaknya belum bisa berbuat banyak karena merupakan dinas baru dan ruang gerak pun masih terbatas. “Namun demikian kami bersama kawan-kawan akan terus memonitoring dan menyediakan wadah serta sarana berekspresi yang positif. Harapan kita wadah ini bisa mengurangi pengaruh negatif pergaulan bebas dan kasus seperti ini di masa mendatang,” katanya.

Dia mengimbau keluarga sebagai benteng pertama dalam mencegah pengaruh negatif pergaulan agar lebih ketat mengawasi pergaulan dan interaksi anak-anaknya. “Orang tua jangan menyerahkan sepenuhnya kepada sekolah, karena pendidik memiliki keterbatasan. Kejadian itu juga bisa terjadi karena masyarakat kurang peduli terhadap lingkungannya,” katanya.

Pihaknya juga meminta seluruh pihak baik itu keluarga, sekolah, pemerintah maupun lingkungan lebih ketat mengawasi lingkungannya agar kejadian serupa tidak terulang lagi. [] ANT

Serba-Serbi