Warga kesal sering terjadi pemadaman Listrik

images (2)Sering terjadinya pemadaman listrik terus dikeluhkan masyarakat Kaltim.

PLN Kaltim pun melakukan upaya untuk menambah kapasitas listrik agar pemadaman tidak terjadi saat dilakukan pemeliharaan pembangkit.

Suprapto (57), warga Balikpapan Regency, mengaku kecewa terhadap pelayanan PLN meski sudah tertib membayar rekening listrik. Setiap dua kali sehari, kata dia, listrik selalu padam selama 4 jam.

“Kadang saya lagi buat bahan untuk rapat terganggu pas listrik padam. Cucian pakaian juga jadi tidak bersih-bersih karena mesin cuci tidak bisa dipakai. Kalo siang sampai sore kan istri saya juga kerja, kalau sudah pulang harus istirahat dan mengerjakan yang lain,” ujar Suprapto, Minggu (10/5/2015).

Hal senada Juga disampaikan Iwan warga perumahan PT HER2 Balikpapan yang memiliki usaha warnet ini ,dimana di perumahan tersebut sering sekali terjadi pemadaman listrik,yang mengakibatkan perangkat komputer nya rusak.

“ Ketika saya buka  warnet pas listrik padam kadang komputer saya ada yang rusak dan harus di bawa keservis.Dan gak tanggung-tanggung pemadaman bisa lebih 4 jaman “ ungkap nya.

Ia mengungkapkan, pemadaman listrik yang dialaminya juga tidak pasti. “Kalau pagi dari jam 8 sampai jam 12 siang. Kalau siangnya bisa dari jam 2 sampai jam 6 sore, dan malam dari jam 8 sampai jam 12. Itu rutin setiap dua kali sehari dan sangat mengganggu. Padahal saya bayar, tapi pelayanan begini tanpa ada pemberitahuan,” katanya.

Hal senada juga dirasakan Hanna Sulistya, Staf Dinas Pertanian, Kelautan, dan Perikanan Kota Balikpapan.

Menurutnya, sistem berlangganan PLN yang berubah dari abonemen ke sistem prabayar, otomatis mengurangi jumlah tunggakan pelanggan yang belum bayar tagihan PLN.

“Sebagai warga kita mendukung semua kebijakan dan langkah positif menuju pelayanan prima dari PT PLN, namun hingga saat ini PLN belum menunjukkan perubahan yang berarti terhadap pelayanan kepada masyakat. Listrik masih sering mati dan waktu pemadamannya tidak sebentar,” ujarnya.

Yang lebih mengecewakan, kata Hanna, pemadaman dilakukan tanpa pemberitahuan terlebih dahulu. “Hanya muncul di koran esok harinya dengan permintaan maaf.

Menanggapi keluhan itu, Humas PLN Kaltim Yudha Pandu menjelaskan kebutuhan listrik area Balikpapan, Samarinda, Kukar, dan Bontang dipasok dari sistem Mahakam. Daya Mampu (DM) atau kapasitasnya 397,90 Mega Watt (MW), cukup memenuhi Beban Puncak (BP) 4 wilayah tersebut yakni 390 MW atau lebih 7 MW dengan jumlah pelanggan 267.000 kepala keluarga.

Namun sisa daya itu tidak cukup menjadi cadangan ketika dilakukan pemeliharaan pembangkit, sehingga kerap terjadi pemadaman.

“Meskipun surplus, sistem dalam kondisi siaga, yang mana cadangan lebih kecil dari unit pembangkit terbesar,” kata Yudha, saat ditemui di kantornya, JI MT Haryono Balikpapan, pekan lalu.

Bila tak ada masalah, kata Yudha, PLN punya tambahan daya listrik 2×110 atau 220 MW dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Kariangau yang rencananya mulai beroperasi September mendatang, dan diharapkan mengakhiri pemadaman yang rutin dilakukan selama ini di 4 daerah di atas.

“Pemeliharaan harus dilakukan PLN agar pembangkit bisa terawat dan saluran listrik sampai ke pelanggan dengan lancar. Pemeliharaan tidak mungkin dilakukan dalam keadaan pembangkit menyala atau aktif. Itu salah satu sebabnya kenapa listrik mati,” ungkap Yudha.

Hal yang sama  disampaikan Taufik, Manajer Bidang Pembangkitan PLN Wialyah Kaltim. Ia menjelaskan tambahan pasokan PLTU Kariangau akan membuat DM sistem Mahakam lebih tinggi dari BP dan mampu mengatasi pemadaman listrik akibat pemeliharaan.

Artinya PLN memiliki surplus listrik lebih besar.

“Listrik kita semakin andal karena akan memenuhi target N-1, yaitu mempunyai tambahan pembangkit yang kapasitasnya sama atau 1x lebih tinggi dari unit terbesar. Saat ini memang tidak defisit tetapi hal itu masih belum ideal, seharusnya jika satu pembangkit paling besar shut down atau berhenti bekerja masih ada cadangan pembangkit dengan besaran yang sama untuk menggantikannya,” ujar Taufik, di kantornya.

Contoh dalam sistem Mahakam, lanjut Taufik, pembangkit paling besar ada Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Picker di Tanjung Batu yang menghasilkan 2×70 MW. Jadi untuk mencapai titik ideal N-1, PLN harus punya cadangan pembangkit dengan daya mampu setara tempat tersebut, dan diharapkan dari PLTU Kariangau.

Taufik mengatakan, dengan tambahan daya listrik 220 MW (PLTU Kariangau) cukup untuk mengatasi pemadaman listrik. Dengan demikian, pengguna listrik sistem Mahakam dijamin tak lagi biarpet, kecuali jika terjadi kerusakan sistem yang disebabkan faktor alam seperti bencana dan lainnya.

Untuk sampai ke pelanggan, lanjut Taufik, sistem aliran listrik bekerja melalui beberapa proses. Yakni dari pembangkit, transmisi, distribusi, dan niaga atau konsumsen (rumah tangga dan industri). Jika alur tersebut terputus, maka dipastikan listrik tidak sampai ke pelanggan.

“Faktor alam kerap memotong aliran listrik pada proses transmisi dan distribusi. Aliran listrik jika tersentuh benda asing, maka sistem otomatis akan terputus. Kesulitan kami adalah mendeteksi sumber gangguan jaringan, sebab mencarinya harus secara manual yang membutuhkan waktu pencarian dan perbaikan,” ujarnya.

Kaltim memiliki sistem kelistrikan yang terdiri satu sistem interkoneksi dan beberapa sistem terisolasi. Sistem Mahakam merupakan sistem interkoneksi yang terhubung pada jaringan transmisi 150 KV. Rinciannya mencakup Samarinda (49%), Balikpapan (38%), Kutai Kartanegara (6%), Bontang (7%).

Yudha menjelaskan, pemadaman listrik di beberapa titik Balikpapan harus dilakukan untuk pemeliharaan. Sehingga listrik harus dipadamkan sekitar 2 hingga 4 jam. “Pemeliharaan dilakukan 2 hari sekali, secara bergantian, sehingga waktu pemadamannya tidak lebih dari 4 jam,” ujarnya.

 

Sementara itu terkait program pemerintah tentang pembangunan pembangkit listrik 35.000 MW, area Balikpapan telah menyiapkan pembangkit baru di beberapa daerah termasuk di luar Balikpapan. Di antaranya adalah Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) Senipah, yang terletak di Kecamatan Samboja, Kutai Kartanegara. Pembangkit ini berkapasitas 2×41 MW tersebut diharapkan bisa beroperasi pada 2017. Selain itu ada PLTU Kaltim 3, letaknya di Sanga-Sanga dengan kapasitas 2×200 MW yang rencananya akan beroperasi pada 2022.

Menurut Yudha, tidak penting di mana letak pembangunan pembangkit listrik, sebab area Balikpapan telah sinergi dengan sistem Mahakam melalui interkoneksi transmisi.

“Sistem Mahakam terdiri dari pembangkit listrik yang berada di area Balikpapan, Samarinda, Kukar, Bontang, dan sekitarnya. Jika pembangkit di salah satu area mati, maka area lain bisa segera mengatasinya,” katanya. (Irwanto/TBK)

 

Serba-Serbi