SAMARINDA – Sudah menjadi kebiasaan di Samarinda, jika pengantar jenazah berlaku seenaknya di jalan dan arogan. Kejadian ini berulang kembali Jumat (29/5) lalu di Jalan Wahid Hasyim Sempaja, Samarinda. Nur Riska Herlisa (17) harus mengalami nasib sial, saat mobil yang dikendarainya dirusak oleh pengantar jenazah yang hendak mengantarkan jenazah ke pemakaman.
Bukan itu saja, saking arogannya, salah seorang pengantar jenazah itu sempat menembakkan pistol ke udara.
Kejadiannya bermula saat Nur Riska Herlisa bersama dua temannya yang kebetulan melintas di Jalan Wahid Hasyim II, Jumat (29/5). Saat pukul 12.30, Toyota Yaris putih yang mereka kendarai harus berhenti karena ada rombongan warga dari arah berlawanan yang mengantar jenazah. Celakanya, posisi mobil Riska sedikit ke tengah. Mau menepi tak bisa karena ada angkot yang parkir.
Namun, pengantar jenazah yang tak sabaran itu mengklakson Riska berkali-kali. “Mungkin karena mereka terlalu banyak dan jalan sempit akhirnya mereka mengklakson kami untuk minggir,” ucap Riska. Ia mengaku sudah berupaya untuk menepi, namun tetap saja sulit.
“Saya tidak tahu lagi harus menyingkir bagaimana, karena posisi kami terhalang oleh angkot parkir,” terang Riska kepada Wartawan.
Tiba tiba saja datang dua orang berboncengan langsung menabrakan diri ke bagian samping mobil. Aksi dua orang itu diikuti beberapa orang lagi dan mereka kemudian merusak mobil Riska. “Dua orang injak-injak bagian depan mobil. Lainnya menendang bagian samping. Sampai ada yang memecahkan kaca dengan cara menendang,” tambah Riska.
Riska hanya bisa duduk diam pasrah ketakutan di dalam mobil bersama dua temannya. Beruntung ada warga yang simpati karena mengetahui posisi Riska yang memang terdesak. Warga sekitar menyarankan Riska untuk berbalik arah menunggu rombongan itu di depan Pos Polisi Sempaja.
Nah, satu jam kemudian rombongan pengantar jenazah arogan itu kembali melintas. Kesal karena sering bertindak arogan, mereka dihadang warga. “Sempat terjadi cekcok antara warga dan rombongan tersebut. Mungkin karena warga kesal, kunci ambulans dicabut. Kemudian salah satu diantara rombongan pengantar tiba-tiba saja langsung menembakkan senjata api sebanyak 4 kali,” terang Riska kepada polisi. “Ini yang meninggal keluarga ku,” ucap Riska menirukan kata-kata pelaku penembakan.
Mendengar suara tembakan, warga kemudian bubar tunggang langgang, sementara Riska bersama dua orang temannya langsung bersembunyi di belakang Pos Polisi. Setelah rombongan itu bubar, Riska ditemani beberapa warga lain melaporkan kejadian tersebut ke Polsekta Samarinda Utara.
Kapolsek Samarinda Utara Kompol Ervin Suryatna, membenarkan adanya penggunaan senjata api di Jalan Wahid Hasyim 2 itu. “Kejadian ini berakhir dengan damai, karena pihak keluarga yang baru saja dimakamkan akan mengganti rugi mobil Riska yang rusak,” terang Ervin. “Sedangkan untuk si pengguna senjata api, kami serahkan kepada yang berwajib di Provost Polresta Samarinda,” pungkas Ervin. [] KP