ANDA hadir saat pembukaan Erau International Folk Arts Festival (EIFAF) 2015, Minggu (7/6/2015) kemarin? Jika hadir, tentu menyaksikan tarian yang dibawakan banyak orang di tengah lapangan Stadion Rondong Demang. Ya, tarian nan indah itu bernama Borneo in Harmony atau Keselarasan di Bumi Kalimantan. Apa rahasianya?
Tarian Borneo in Harmony menggambarkan kekayaan seni budaya nusantara serta keharmonisan suku asli Kalimantan dengan pendatang ini berhasil memukau ribuan penonton yang menyaksikan acara pembukaan EIFAF 2015, termasuk para tamu very important person (VIP) dan delegasi manca negara.
Apalagi tarian ini didukung pula dengan iringan musik interculture dari Gerbang Etam Orchestra di bawah pimpinan komposer Anusirwan, yang memadukan musik tradisi khas Kalimantan dengan unsur musik tradisi dari daerah lainnya di tanah Air, seperti Jawa, Bali, Lombok, Sulawesi Utara hingga Minang.
Secara keseluruhan, ada 350 penari yang terlibat dalam tari kolosal Borneo in Harmony yang digarap koreografer Hariyansa dari Yayasan Gubang Kutai Kartanegara ini. “Para pendukung tari massal ini berasal dari sejumlah kelompok kesenian atau sanggar tari yang ada di Tenggarong. Mereka telah berlatih selama kurang lebih 1,5 bulan,” ujar Hariyansa.
Menurut pria yang akrab disapa Ancha ini, garapan tari massal kali ini memang sedikit berbeda dibanding tahun-tahun sebelumnya. “Untuk garapan tari massal tahun ini kita mengangkat keberagaman seni budaya Nusantara yang tumbuh harmonis di Kutai Kartanegara,” jelasnya.
Keberagaman suku budaya di tanah Kutai, lanjut Ancha, tetap menguat dalam ikatan kedamaian yang harmonis. “Perbedaan yang kita miliki itu sangat indah dan menjadi kekayaan bangsa sehingga tetap menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia,” kata Ancha. [] KKC