Ada Indikasi Raskin di PPU Dioplos

Ada Indikasi Raskin di PPU Dioplos

raskin kutu

PENAJAM PASER UTARA – Adanya temuan beras miskin (raskin) tak layak konsumsi yang didistribusikan di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur (Kaltim) memunculkan spekulasi bahwa ada dugaan raskin yang beredar di PPU telah dioplos. Hal tersebut disampaikan Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Kabupaten (Sekkab) PPU, Tohar.

Menurut Tohar, pihak Pemerintah Kabupaten (Pemkab) PPU telah membentuk tim untuk menginvestigasi soal isu raskin yang tak layak konsumsi. Hasil kerja tim itu menemukan ada beras lama yang tersimpan di gudang Bulog sejak 2014 sehingga ada dugaan beras tersebut dioplos dengan beras baru yang kemudian dibagikan kepada masyarakat kurang mampu.

Tohar, Plt. Sekkab PPU.
Tohar, Plt. Sekkab PPU.

“Kami meminta agar tim raskin kecamatan mensortir raskin yang akan dibagikan, karena beras itu dicurigai dioplos dengan beras lama yang disimpan di gudang sehingga tidak layak konsumsi karena mengeluarkan bau apek, berkutu dan berwarna kuning,” ungkap Tohar di Penajam, Jumat (12/6).

“Saat tim dari Dinas Sosial dan Tenaga Kerja (Dinsosnaker) melakukan pengecekan di gudang Bulog Desa Labangka, Kecamatan Babulu, menemukan beras yang tersimpan sejak 2014. Temuan beras lama itulah yang menimbulkan kecurigaan kami kalau beras untuk rumah tangga miskin tersebut dioplos,” katanya.

Kualitas beras untuk rumah tangga miskin yang tidak layak konsumsi tersebut lanjut Tohar, betentangan dengan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 5 Tahun 2015 tentang kebijakan pengadaan gabah atau beras dan penyaluran beras oleh pemerintah. “Bulog harus dapat menjaga dan meningkatkan kualitas raskin yang disalurkan kepada masyarakat kurang mampu,” ujar Tohar.

Sementara, Wakil Bupati Penajam Paser Utara, Mustaqim Mz menyatakan, seharusnya pihak kecamatan melakukan pemeriksaan terlebih dahulu terhadap beras untuk rumah tangga miskin tersebut sebelum disalurkan kepada warga yang berhak menerima.

“Kalau berasnya berwarna kuning dan berkutu serta bau apek jangan dulu dibagikan. Jadi, seharusnya pihak kecamatan mengecek dulu kondisi beras sebelum disalurkan kepada masyarakat. Saya juga tidak mengerti dan tidak habis pikir kenapa warga diberi beras jelek, ada kutunya, bau apek dan berwarna kuning,” ujar Mustaqim.

Saat berupaya dikonfirmasi terkait beras untuk rumah tangga miskin tidak layak tersebut, Kepala Perum Bulog Paser-Penajam Paser Utara, Ariston Setiawan belum dapat memberikan keterangan. [] ANT

Hotnews