Jaga Hati Resep Tetap Bugar di Usia Senja

Jaga Hati Resep Tetap Bugar di Usia Senja

Ridwan: Jangan Pernah Sakit Hati, Resep Tetap Bugar di Usia Senja
Ridwan: Jangan Pernah Sakit Hati, Resep Tetap Bugar di Usia Senja

Usia senja bukan halangan untuk tetap memiliki semangat membangun, bahkan menorehkan prestasi. Meski sudah memasuki usia 79 tahun, tapi sosok pria kelahiran Desa Rantau Panjang, 21 April 1935 ini tetap terlihat segar bugar.

Ini terlihat ketika Ridwan menghadiri acara-acara yang mengharuskan seorang bupati untuk hadir. Salah satu contohnya saat acara Hari Lanjut Usia Nasional (HLUN) yang dilaksanakan di Pendopo Kabupaten, Selasa (16/6) lalu. Dalam kesempatan itu, Bupati membeberkan resep dirinya masih terlihat bugar walaupun di usia senja.

“Tadi sebelum saya kemari, di kantor saya bertemu kepala BKKBN Provinsi Kaltim dan beliau menanyakan ‘bapak ini usianya sudah delapan puluh tahun dan masih menjalankan tugas seperti biasa, apa resepnya pak?’ Saya bilang tidak ada resep khusus pak. Cuma resepnya yang pertama adalah kembali kepada menjaga hati,” ujar bupati. yang beristrikan almarhumah  Hj Aisyah ini,  dengan dikaruniai 6 putri dan 2 putra,  serta 25 cucu, dan 5 cicit ini.

Dia mengakui resep pertama yang dia tuangkan dalam masa jabatannya yakni satu slogan “Paser Buen Kesong” (Paser Berhati Baik). Karena sumber dari segala sumber ialah hati.

“Alquran Nul karim juga menyinggung bahwa di dalam diri seorang manusia ada segumpal daging yaitu hati,” ucap bupati.

Menurut dia, jika hatinya putih, Insya Allah jika produknya putih maka yang hasilnya juga putih. Sedangkan kalau hatinya merah produknya merah maka hasilnya juga merah.  “Tergantung kepada hati kita masing-masing,” tegas Bupati.

Oleh sebab itu, dalam kesempatan pertemuan dengan kepala BKKBN tadi ia menjawab dirinya selalu menjaga hati.

“Saya tidak mau bersedih. Saya tidak mau sakit hati, tidak mau dendam, saya tidak mau punya musuh,“ sebutnya.

Ia mengakui jika di dalam unsur pemerintahan ada perbedaan pendapat dan kritik itu sudah biasa. Namun jika itu semua diambil dengan hati maka akan membuat penyakit sendiri.

“Oleh sebab itu yang saya katakan tadi, kita tidak membuat penyakit sendiri, apabila kita kecewa, apabila kita benci, apabila kita sedih, apabila kita sakit hati, sudah tentu penyakit akan datang,” terangnya.

“Tanya saja kepada menteri kesehatan, dokter, tensi darah bisa meningkat. Makanya ada yang dinamakan penyakit darah tinggi, kadang-kadang kalau darah tinggi itu bisa tak terkendali bisa menyebabkan penyakit stroke.

Untuk itu, saya berharap mudah-mudah bapak ibu saudara sekalian sampai hembusan napas terakhir selalu dalam kondisi ingat kepada tugas, kewajiban, dan tanggung jawab diri kita di dunia dan akhirat.

Dikenal sebagai bapak pembangunan pedesaan, baginya kesejahteraan masyarakat diawali dengan membangun kemandirian. Karena itu, berkat dukungan masyarakat, serta cara berpikir yang visioner, ia mampu membawa perubahan yang cukup besar bagi pembangunan Paser tercinta ini.

“Sebagai orang biasa, selama ini dalam hidup saya tidak ada yang istimewa. Karena jabatan ini adalah amanah dari Allah. Karena itu, mari kita bangun hati ini menuju kemajuan Kabupaten Paser, dan saya bisa sehat memimpin Paser selama ini karena doa semua masyarakat Paser,” pungkas Bupati yang akan mengakhiri masa jabatannya pada 31 Agustus 2015 ini. [] Irwanto sianturi

Serba-Serbi