PONTIANAK – Bagi warga Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) yang berminat belajar ke Negeri Beruang Putih, Rusia, sepertinya bakal segera kesampaian. Hal itu karena ada rencana Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalbar membuka peluang masyarakat Kalbar mendapatkan beasiswa untuk menempuh pendidikan di negara yang dipimpin Vladimir Putin tersebut.
Seperti diungkapkan Kepala Dinas Pendidikan Kalbar, Alexius Akim. Dia mengatakan akan mengajukan anggaran beasiswa pendidikan tinggi ke Rusia untuk masyarakat Kalbar kepada lembaga eksekutif dan legislatif, agar tahun depan program beasiswa itu bisa mulai dijalankan.
“Saya rasa sudah saatnya Kalbar untuk berinvestasi di bidang pendidikan, untuk kemajuan Kalbar sendiri ke depan. Kita harapkan tahun 2016 beasiswa pendidikan ke Rusia ini bisa mulai dilakukan,” kata Akim di Pontianak, Kamis (25/6).
Dia menjelaskan, jika antara pemerintah dan DPRD Kalbar bisa serius dan menyetujui program beasiswa itu, maka ke depan setiap tahunnya Kalbar bisa mengutus lima sampai sepuluh orang putra daerah untuk melanjutkan pendidikan tinggi ke Rusia.
“Namun, ini semua tergantung dari komitmen bersama antara Pemprov dan DPRD Kalbar. Terlebih, mahasiswa yang dipilih juga harus memiliki integritas dan kemauan kuat untuk kuliah disana dan siap pulang kembali untuk membangun Kalbar,” tuturnya.
Di tempat yang sama, Wakil Gubernur Kalimantan Barat, Christiandy Sanjaya mengatakan, program beasiswa untuk pendidikan tinggi di Rusia dan luar negeri lain, memang sudah seharusnya dilakukan oleh Pemprov Kalbar. Terlebih, menurutnya, biaya kuliah dan hidup di Rusia memang tergolong lebih rendah dibanding negara lainnya, namun kualitas pendidikan disana tidak diragukan lagi oleh dunia.
“jika pembangunan jalur kereta api untuk jalur Trans Kalimantan terwujud, kita jelas akan membutuhkan tenaga ahli di bidang perkeretaapian, dan dari informasi yang didapat, di Rusia ada universitas dan fakultas yang khusus untuk itu. Karena kita harus memiliki tenaga khusus untuk itu dan harus putra asli Kalbar,” katanya.
Untuk bidang pertambangan, katanya, di Rusia juga ada universitas yang memiliki fakultas yang khusus mempelajari bidang pertambangan, sehingga ke depan Kalbar juga harus memiliki tenaga ahli di bidang itu dan juga harus putra daerah Kalbar sendiri. Karena kalau bukan putra daerah, siapa lagi yang bisa membangun Kalbar ke depan.
“Dengan adanya kunjungan dari Rusia ke Kalbar pada hari ini, saya yakin ke depan kerja sama ini bisa dilanjutkan bahkan saling menguntungkan antara Indonesia dan Rusia,” kata Christiandy.
Di tempat yang sama, Honorary Consul dari Konsulat Rusia untuk Asia, Teoh Seng Lee mengatakan dia mendengar banyak hal tentang Pontianak dan pihaknya akan menyambut baik mahasiswa asal Pontianak untuk belajar di Rusia nantinya. Tapi, yang terpenting, pihaknya menawarkan jurusan maupun fakultas apa yang relevan dengan industri yang sedang berkembang di Pontianak atau Kalimantan.
Misalnya, saat ini seperti yang kita ketahui bahwa Kalimantan tertarik untuk fokus dalam pengembangan infrastruktur. Jadi, pihaknya tahu bahwa Rusia berpeluang untuk membantu dalam pembangunan jalan kereta api.
“Dalam waktu yang bersamaan kita mengirim mahasiswa dari Kalimantan untuk belajar memahami teknik pembuatan railway atau jalan kereta api. Sehingga, dalam masa yang akan datang jalan kereta api itu akan dibangun oleh tenaga ahli asal Indonesia sendiri terutama mereka yang berasal dari Kalimantan,” katanya.
Hal yang sama juga diinginkan oleh pihaknya adalah, terjadi pada pengiriman mahasiswa bagi jurusan pertambangan. Jadi, ketika mereka kembali ke Kalbar, maka mereka yang akan mengolah hasil tambang bukan justru orang asing.
“Jadi, semua sektor yang Anda inginkan baik itu bagi kedokteran, pertambangan, perkapalan, jalan kereta api, dan Rusia siap untuk bekerja sama dalam menyediakan jurusan-jurusan yang dibutuhkan tersebut,” kata Teoh Seng Lee.
PELUANG PENDIDIKAN
Sementara Pemerintah Rusia, melalui lembaga Studi Rusia membuka peluang pendidikan tinggi terjangkau dan berkualitas dunia bagi masyarakat Indonesia, tak terkecuali untuk masyarakat Kalimantan Barat.
“Tujuan kami ke Kalimantan Barat, untuk memperkenalkan pendidikan tinggi yang ada di Rusia. Saya sendiri sejak 23 tahun lalu sudah membuka perwakilan di Malaysia dan sudah banyak mahasiswa Malaysia yang belajar ke Rusia,” kata Honorary Consul dari Konsulat Rusia untuk Asia, Teoh Seng Lee, saat melakukan kunjungan di Rumah Dinas Wagub Kalbar, di Pontianak, Kamis (25/6).
Dia menjelaskan, sejak dua tahun terakhir dirinya mulai menjajaki Indonesia dan berharap Indonesia akan memanfaatkan berbagai keuntungan dari pendidikan tinggi yang ada di Rusia. Terlebih, pemerintah Rusia juga memberikan banyak subsidi dan beasiswa pendidikan tinggi bagi masyarakat Indonesia.
Bahkan, katanya, subsidi yang diberikan itu tidak mendiskriminasi apakah mahasiswa itu orang Rusia ataukah dari negara lain. Semua orang membayar dengan harga yang sama, tidak seperti pendidikan tinggi yang ada di Amerika, Australia, ataupun di Inggris.
“Anda tahu bahwa mahasiswa asli Australia membayar biaya pendidikan lebih rendah, akan tetapi mahasiswa asing membayar 10 kali lebih besar.
Tapi untuk di Rusia tidak seperti itu, baik mahasiswa asli maupun asing dibebankan dengan pembayaran yang sama,” katanya.
Dia menjelaskan, di Rusia ada sekitar 1.400 universitas dan sebagian besar menyediakan fasilitas asrama bagi mahasiswa dan disubsidi. Untuk harganya, setara dengan Rp700 ribu per tahun untuk tinggal di hostel/asrama.
“Saya percaya bahwa ini kesempatan yang baik ketika kamu berpikiran untuk mengirimkan satu mahasiswa ke Australia maupun Amerika, itu setara dengan tujuh mahasiswa yang bisa anda kirim ke Rusia. Jadi, Anda harus mempertimbangkan apakah akan mengirim 50 mahasiswa atau 300 mahasiswa untuk mendapatkan pendidikan di luar negeri,” tuturnya.
Teoh Seng Lee menambahkan, sejak dua tahun lalu, dia mulai berkeliling di seluruh Indonesia, seperti dua bulan lalu dia berkunjung ke Papua. Saat ini dia berada di Pontianak dan mungkin bulan depan akan berkunjung ke provinsi lain.
Dia mendengar banyak hal tentang Pontianak dan pihaknya akan menyambut baik mahasiswa asal Pontianak untuk belajar di Rusia nantinya. Tapi, yang terpenting, pihaknya menawarkan jurusan maupun fakultas apa yang relevan dengan industri yang sedang berkembang di Pontianak atau Kalimantan.
Misalnya, saat ini seperti diketahui bahwa Kalimantan tertarik untuk fokus dalam pengembangan infrastruktur. Jadi, pihaknya tahu bahwa Rusia berpeluang untuk membantu dalam pembangunan jalan kereta api.
“Dalam waktu yang bersamaan kita mengirim mahasiswa dari Kalimantan untuk belajar memahami teknik pembuatan railway/jalan kereta api. Sehingga, dalam masa yang akan datang jalan kereta api itu akan dibangun oleh tenaga ahli asal Indonesia sendiri terutama mereka yang berasal dari Kalimantan,” katanya.
Ditempat yang sama, Wakil Gubernur Kalbar, Christiandy Sanjaya mengatakan, apa yang ditawarkan oleh Rusia untuk masyarakat Kalimantan Barat memang perlu diperhitungkan. Karena selain biaya kuliah yang terbilang lebih murah dari negara lain, di Rusia juga memiliki banyak universitas yang memiliki fakultas menawarkan peluang besar bagi pengembangan pembangunan di Kalbar.
“Dari informasi yang kita dapat, saat ini sudah ada 400 lebih mahasiswa Indonesia yang menempuh pendidikan tinggi di sana, sehingga ini akan kita sampaikan kepada bapak Gubernur sebagai pertimbangan. Saya berharap nantinya ada masyarakat atau staf PNS di lingkungan pemprov Kalbar yang berprestasi yang bisa disekolahkan disana,” katanya. [] ANT