KUTAI KARTANEGARA – Kharisma Pak Kaning, sapaan akrab Syaukani HR, mantan Bupati Kutai Kartanegara (Kukar) yang tersohor namanya, begitu besar, bahkan hingga sekarang. Segala hal terkait dengan tokoh otonomi daerah ini, terutama kerabat dekatnya, tentu masih dianggap terbaik bagi masyarakat umum di Kukar.
Penilaian itu tampaknya ada di pikiran para pentolan empat partai besar di Kukar, Kalimantan Timur (Kaltim), yakni Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Hati Nurani Rakyat (Hanura), Partai Bulan Bintang (PBB) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Para pengambil kebijakan di empat partai yang jika berkoalisi ini, jumlah kursi dan suaranya mampu mengusung pasangan calon peserta Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kukar yang dilaksanakan serentak di Indonesia pada 9 Desember 2015 mendatang.
Ada kesepakatan yang dituangkan dalam Memorandum of Understanding untuk koalisi empat partai ini. Selain bersama-sama untuk mengusung pasangan calon untuk bertarung di kancah Pilkada, para pentolan partai juga setuju mengusung calon orang nomor satu di Kukar dari keluarga Kaning.
Seperti diungkapkan Siswo Cahyono, Ketua Tim Penjaringan Pilkada Hanura kepada awak media, Jumat (3/7). Menurut dia, para elit keempat mesin politik ini menjaring tiga nama, yang kesemuanya adalah keluarga Kaning, yakni Nurdin, saudara kandung Kaning, Awang Yakoub Lutman, saudara kandung istri Kaning dan Rita Widyasari, si petahana yang tak lain adalah anak kandung Kaning.
“Tiga nama tersebut, mucul dari hasil penjaringan Hanura Kukar untuk katagori calon bupati (Cabup). Dan tiga nama itu juga, yang nantinya kita ajukan ke DPD Hanura Kaltim untuk bisa disetujui siapa satu nama yang akan kita usung maju di Pilkada Kukar nantinya,” kata Siswo Cahyono.
Terbentuknya koalisi empat partai ini menurut Siswo, sudah melalui berbagai tahapan pembahasan. Menurut dia awalnya koalisi poros tengah hanya diisi tiga parpol. Namun setelah pertemuan pamungkas, koaliasi poros tengah bertambah satu peserta lagi yaitu PPP yang siap ikut meramaikan pesta rakyat Kukar ini.
“Jadi saat ini, untuk koalisi poros tengah itu ada empat parpol dan untuk jumlah kursi di parlemen menjadi 11 kursi. Masing-masing, Gerindra memiliki empat kursi, Hanura empat kursi, PPP dua kursi dan PBB Satu Kursi,” tegasnya.
Lebih lanjut Siswo menyatakan untuk siapa nanti calon wakil bupatinya akan dibahas kemudian. Tapi yang pasti Hanura sudah menyerahkan kepada teman-teman parpol untuk merumus-kannya, siapa yang akan diusung untuk berdampingan dengan tiga nama yang telah diajukan.
Dari hasil kesepakatan, Senin (6/7) nanti, elit keempat partai koaliasi akan kembali bertemu untuk mengerucutkan nama-nama potensial yang bakal diusung melawan incumbent, Rita Widyasari. Setidaknya dua nama yang siap diputuskan atau di finalkan untuk diusung.
“Jika memang tidak ada halangan, Senin kita akan kembali bertemu membahas siapa dua nama yang akan kita usung untuk maju di Pilkada Kukar. Yang pastinya, kita sudah buka sedikit dan tinggal finalnya saja,” pungkasnya.
Pasca Rita widyasari maju melalui jalur perseorangan, praktis partai-partai kehilangan figur melawan petahana. Padahal, elit Partai Golongan Karya (Golkar), Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) berencana menjatuhkan pilihan sebagai partai pendukung putri Syaukani Hasan Rais itu.
AYL DAN AVZ
Secara terpisah, pihak Partai Gerindra Kukar mengemukakan tengah mempertimbangkan figur yang akan diusung sebagai Calon Bupati (Cabup) dan Calon Wakil Bupati (Cawabup), yakni Sekretaris Dewan Pengurus Daerah (DPD) Golkar Kukar, Awang Yakoub Luthman dan Sarkowi V Zahry, anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kaltim.
“Figur Awang Yacoub dan Sarkowi V Zahry, adalah dua tokoh yang mengakar di masyarakat, mereka cukup berpengalaman dalam politik dan punya nilai jual yang cukup tinggi,” kata Ketua Gerindra Kukar, Rudiansyah.
Rudiansyah mengatakan, agar bisa diusung sebagai Cabup, Gerindra menetapkan dua syarat yakni memiliki kapasitas yang mumpuni serta memiliki komitmen terhadap pemerintahan yang bersih dan berwibawa untuk Kukar lima tahun ke depan. “Syarat ini ditetapkan oleh Ketua Penasehat Partai Gerindra Prabowo Subianto,” katanya.
Ia mengatakan Gerindra tidak akan meminta kompensasi apapun dari calon yang diusung jika memang menjadi pilihan rakyat. “Malahan Pak Prabowo siap membantu secara penuh, bagi calon kepala daerah yang memenuhi syarat sesuai apa yang disyaratkan Gerindra, sebagaimana yang sudah dilakukan di beberapa daerah, seperti Penajam Paser Utara (PPU) serta Malinau, Kukar juga akan diperlakukan sama jika ada calon yang baik, Prabowo siap bantu untuk pemenangannya,” ucapnya. [] KK