Amukan Preman Bersajam di Kantor ACC

Amukan Preman Bersajam di Kantor ACC

Amukan di ACC

SAMARINDA – Masalah duit adalah masalah rentan, terkadang membawa petaka. Demikian juga soal utang piutang. Seperti halnya yang terjadi di kantor cabang perusahaan pembiayaan grup PT Astra International Tbk, Astra Credit Companies (ACC), di Jalan Juanda, Kelurahan Air Hitam, Samarinda.

Diduga, terpicu persoalan sengketa kredit mobil seorang konsumen ke ACC yang bermasalah berujung penarikan mobil, keributan besar terjadi di kantor yang letaknya persis di dekat proyek Flyover Hitam. Puluhan preman, baik pihak yang diketahui merupakan centeng ACC, maupun pihak dari konsumen ACC yang mobilnya ditarik, mengamuk dengan membawa berbagai jenis senjata tajam.

Amukan mereka mengakibatkan sejumlah orang mengalami luka serius. Darid informasi yang berhasil dihimpun media ini, ada tiga orang yang dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Aji Wahab Sjahranie. Mereka adalah Muhammad Haidar (34), warga Jalan Merdeka III, Sungai Pinang, mengalami luka robek di kepala.

Muhammad Hasid Noor (35), warga Jalan Pemuda IV, Gang Kerukunan, Sungai Pinang, robek jari telunjuk kiri dan Sopianur (24), warga Jalan Pemuda IV, Gang Kerukunan, Sungai Pinang, empat jari kanan robek dan nyaris putus.

Keributan yang sempat membuat warga dan pengguna lalu lintas Jalan Juanda itu terjadi Kamis (9/7/2015) sore, sekitar pukul 16.00 Wita. Untuk mengamankan amukan, sejumlah anggota Detasemen Pelopor B Polda Kalimantan Timur (Kaltim) dan jajaran Kepolisian Resor (Polresta) Samarinda, diturunkan ke lokasi dengan menenteng senjata laras panjang.

Saat aparat kepolisian tiba di lokasi, kejar-kejaran antar preman sempat terjadi. Tak ayal, letusan tembakan peringatan terdengar beberapa kali. Bunyi letusan bedil tersebut tak ayal makin membuat warga sekitar mencekam. Ditambah, terdengar suara teriakan dari sejumlah pria yang berlarian sambil menghunus senjata tajam berupa parang, mandau hingga badik dari depan kantor perusahaan jasa pembiayaan.

Ada juga yang membawa balok. Sementara sejumlah polisi menenteng pistol maupun senjata laras panjang mengejar beberapa pria yang berlarian tersebut. Bukannya takut, beberapa pria yang membawa sajam itu malah nekat berduel di jalanan. Letusan senjata api terpaksa dilepaskan, untuk membubarkan perkelahian.

Arus lalu lintas pun macet total. Warga maupun pengguna jalan yang hendak melintas pun dibuat ketakutan. Kejar-kejaran sampai ke simpang Air Hitam, bahkan ada yang berlari sampai ke Jalan Kadrie Oening. Ketika itu bahkan tampak seorang pria yang mengalami luka bacok di kepala. Sejumlah anggota Detasemen Pelopor B Polda Kaltim dan jajaran Polresta Samarinda terus melepaskan tembakan ke udara, untuk membubarkan massa.

Satu orang pria yang diduga sebagai pelaku penimpasan diringkus dan langsung dibawa ke truk Pengendali Massa (Dalmas). Polisi bahkan sampai menutup dan mengalihkan arus jalan di sekitar lokasi kejadian.

Di tengah jalan terlihat hanya beberapa orang pria bersenjata sajam dan balok dari salah satu kelompok berada di jalan dengan dikelilingi anggota Brimob dan polisi. Mereka rupanya menunggu seorang pelaku pembacokan yang diamankan di dalam rumah Dinas Kepala Pengadilan Agama, di Jalan Kadrie Oening dikeluarkan.

Sekelompok pria itu ternyata ingin sekali menghajar pria tersebut, namun Brimob dan polisi yang sudah lebih dulu mengamankan lokasi itu membuat kelompok bersenjata tajam itu memilih mundur.

Sedangkan dua pria yang diduga sebagai pelaku pembacokan beserta seorang pelaku yang diduga menjadi beking perusahaan leasing dan pemicu awal keributan diamankan di Mapolresta Samarinda.

Bentrok yang menjalar hingga ke jalan itu, diduga akibat salah paham antara sesama kelompok yang awalnya menuntut tindakan perusahaan pembiayaan lantaran melakukan penyitaan dua unit kendaraan tak sesuai prosedur.

Satu orang anggota kelompok yang awalnya bernegosiasi dengan perusahaan penbiayaan ditikam orang di perusahaan pembiayaan itu. Tak terima kelompok yang awalnya hanya beberapa orang itu perlahan menjadi banyak hingga membuat suasana di TKP lama kelamaan semakin memanas.

Kelompok yang merasa ada rekannya terluka tak terima dan meminta kelompok pria yang diperkirakan sebanyak 10 orang di dalam kantor untuk keluar dan selanjutnya mereka hakimi. Permintaan itu ditolak polisi, hingga akhirnya satu kompi personel Brimob diterjunkan untuk membantu evakuasi kelompok pria yang berada di dalam kantor pembiayaan itu.

Suasana ricuh pun terjadi saat evakuasi dilakukan. Dor, dor, dor rentetan suara tembakan mengiringi proses evakuasi. Setelah evakuasi selesai dilakukan, keributan justru terjadi antara sesama kelompok sehingga menyebabkan beberapa orang terluka dan juga diamankan polisi.

Kepala Sub Bagian (Kasubag) Humas Polresta Samarinda, Iptu Agus Setyo D kepada wartawan menuturkan, tindakan polisi di tempat kejadian perkara hanya untuk menengahi dan membantu evakuasi orang-orang yang terjebak di dalam kantor pembiayaan. “Sementara kita amankan ke Polresta Samarinda,” kata Agus.

Ketika itu, Agus belum dapat memastikan apa yang menjadi pemicu keributan, lantaran tindakan awal polisi yaitu menenangkan orang-orang yang ada di TKP. “Agar tak terprovokasi sehingga melakukan tindakan-tindakan yang melanggar hukum serta mengganggu ketertiban umum,” tandasnya.

TUJUH TERSANGKA

Hingga berita ini diturunkan, pihak Polres Samarinda telah menetapkan tujuh orang tersangka atas kasus tersebut. “Ada tujuh orang yang kami tetapkan tersangka dari bentrokan itu. Satu diantarannya orang bayaran perusahaan pembiayaan dan sisanya dari kubu kelompok yang bersitegang dengan perusahaan pembiayaan,” jelas Agus.

Dilanjutkannya, meski ada beberapa orang anggota kelompok yang terluka dalam bentrokan itu, namun tak seorang pun datang mengadu dan membuat laporan resmi hingga kemarin. “Tapi ketujuh orang yang kami amankan itu tetap resmi ditahan dengan sangkaan membawa senjata tajam (sajam) di muka umum,” tegas Agus.

Satu orang tersangka bahkan sempat dihadiahi peluru karet oleh petugas polisi karena hendak kabur. Adalah Mukhtar (36), warga Palaran yang saat itu hendak diamankan Detasemen Pelopor B Polda Kaltim coba melakukan perlawanan, sehingga polisi pun terpaksa melepaskan tembakan peluru karet untuk melumpuhkan Mukhtar.

“Polisi menangkap pelaku (Mukhtar, Red) lantaran membawa senjata tajam (sajam) dan diduga melakukan penganiayaan,” kata Agus, Jumat (10/7) .

Setelah dilumpuhkan dan dievakuasi, Mukhtar lantas dikeler ke Mapolresta Samarinda dan kemudian di bawa ke rumah sakit untuk mengobati luka tembak peluru karet di paha kanannya.

“Pelaku berhasil dilumpuhkan dan diamankan saat berupaya melarikan diri ke Rumah Dinas Kepala Pengadilan Agamadi Jalan Kadrie Oening. Anggota Polresta Samarinda dan Brimob yang mengejarnya, langsung melakukan pengepungan begitu mengetahui pelaku bersembunyi di rumah itu,” terang Agus.

Namun saat diinterogasi, Mukhtar mengelak dituding sebagai pemicu bentrok antar kelompok yang awalnya bergabung untuk menuntut pertanggung jawaban salah satu perusahan pembiayaan di Jalan Juanda. “Mengakunya lari karena menghindar kejaran dari kelompok lain yang membawa sajam. Namun saat dikejar anggota kami pelaku juga membawa sajam,” tutur Agus. [] SPS/TBK

Headlines