Ribuan Pemudik Nginap di Pelabuhan Sampit

Ribuan Pemudik Nginap di Pelabuhan Sampit

KOTAWARINGIN TIMUR – Ribuan pemudi dari sejumlah daerah menginap di Pelabuhan Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah (Kalteng). Mereka ini adalah calon penumpang kapal yang tak punya tiket dan calon penumpang yang kapalnya ditunda keberangkatannya lantaran gelombang tinggi.

Menurut data dari Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Kotim, sedikitnya ada 3.000 calon penumpang kapal laut yang terlantar di Pelabuhan Sampit. Tujuan mereka ada yang ke Pulau Jawa dan Sulawesi.

“Mereka tidak terangkut karena tidak memiliki tiket, sedangkan lainnya karena keberangkatan kapal ditunda akibat ketinggian gelombang laut mencapai 5-6 meter,” kata Kepala Dishubkominfo Kotim, Fadlian Noor, kepada wartawan, di Sampit, Selasa (14/7).

Kapal yang ditunda keberangkatannya tersebut adalah Kapal Motor (KM) Kirana III, milik PT Dharma Lautan Utama dan KM Leuser milik PT Pelni.

Menurut Fadlian, keputusan penundaan keberangkatan dua kapal tersebut telah dilaporkan pihak pemerintah daerah dan hal itu dapat dimaklumi karena terkendala cuaca. “Penundaan keberangkatan tidak ada unsur kesengajan dan semua itu akibat alam. Keputusan tersebut sudah tepat karena masalah keselamatan penumpang adalah hal yang paling utama, tidak bisa ditawar-tawar lagi,” katanya.

penumpang sampit

KM Kirana III rute Sampit-Semarang yang seharusnya berangkat Senin (13/7) malam, ditunda menjadi Selasa (14/7) dijadwalkan pukul 23:00 WIB.  Fadlian mengaku mendapat informasi tersebut pada Senin sore. Pihak Dharma Lautan Utama memutuskan menunda keberangkatan tersebut setelah mempertimbangkan informasi prakiraan cuaca yang disampaikan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika. “Saat ini cuaca kurang baik untuk pelayaran sehingga rawan jika dipaksakan,” sebut Fadlian.

Sedangkan bagi calon penumpang kapal yang tidak mendapat tiket masih belum jelas nasibnya kapan bisa mudik. “Kami sudah mengusulkan tambahan keberangkatan kapal ke pemerintah pusat dan disetujui. Kemungkinan mereka nantinya akan diangkut menggunakan kapal perang,” terangnya.

Fadlian mengungkapkan, sebelumnya kapal perang tersebut dijadwalkan akan merapat di pelabuhan Sampit pada Rabu (15/7). Namun karena kondisi gelombang tinggi, kedatangannya tidak tepat waktu dan diperkirakan baru akan sampai di pelabuhan Sampit pada Kamis (16/7) hari ini. [] ANT

Serba-Serbi