SANGGAU – Hingga kini, kasus keracunan yang menimpa ratusan jemaat gereja di Entakai, Kecamatan Kapuas, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat (Kalbar), masih misterius. Pihak Kepolisian Sektor (Polsek) Kapuas juga masih mendalami penyebab keracunan massal dialami 137 warga Entakai II tersebut.
“Kita masih terus mendalami kasus tersebut, untuk mengetahui penyebab keracunan yang dialami oleh warga Entakai itu,” tegas Kepala Polsek Kapuas, AKP Bambang Suharno, belum lama ini.
Menurut Bambang, pihaknya akan melakukan pemanggilan terhadap sejumlah orang untuk diambil keterangannya. “Kami akan memanggil beberapa orang diantaranya panitia pelaksana, kemudian juru masak serta sejumlah korban yang sudah sembuh untuk melengkapi keterangan guna mengungkapkan kasus tersebut,” ungkapnya.
Terkait korban keracunan yang dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sanggau, menurut Bambang, semua sudah kembali ke rumah masing-masing. “Dipastikan tidak ada korban jiwa perihal kasus tersebut. Sejauh ini yang dirawat sudah dipulangkan semua,” timpalnya.
Bambang menambahkan, pihaknya masih menunggu hasil laboratorium mengenai sampel yang sudah dikirimkan ke Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Pontianak. Hasil laboratorium itu akan menjadi salah satu petunjuk untuk mengetahui penyebab dari keracunan massal tersebut. “Hasil laboratoriumnya belum keluar. Nanti kalau sudah keluar, baru lah diketahui penyebab keracunan itu,” ujarnya.
Selain itu, kata Bambang, pihaknya masih akan melakukan koordinasi dengan Dinas Kesehatan Sanggau mengenai informasi hasil laboratorium terkait sampel-sampel yang sudah dikirim.
Terpisah Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Kesehatan, Sarimin Sitepu mengungkapkan, pihaknya sudah mengkoordinasikan mengenai hasil tersebut di instansi terkait di provinsi. Namun, hingga kini belum ada kepastian mengenai hasilnya.
“Belum dipastikan kapan hasilnya akan keluar,” ujarnya. Ditambahkan, ada sampel yang dikirim ke Jakarta, maka harus ditunggu semua hasil laboratorium untuk bisa memastikan penyebab dari keracunan makanan yang dialami warga teraebut. “Tinja korban yang diambil untuk sampel guna diteliti telah dikirim ke Jakarta juga. Nah, mudah-mudahan bersamaan nanti hasilnya,” pungkas Sarimin. [] ANT