80 Persen Pekerja Konstruksi di Pontianak Dari Jawa

80 Persen Pekerja Konstruksi di Pontianak Dari Jawa

Salah satu proyek di Pontianak yang para pekerjanya banyak didatangkan dari Jawa.
Salah satu proyek di Pontianak yang para pekerjanya banyak didatangkan dari Jawa.

PONTIANAK – Tenaga kerja konstruksi yang punya kualitas baik dinilai Wali Kota Pontianak Sutarmidji baru ada sedikit di Pontianak, Kalimantan Barat (Kalbar). Karena itu, sekitar 80 persen kebutuhan tukang atau pekerja di bidang konstruksi di kota itu saat ini harus didatangkan dari luar terutama dari Pulau Jawa.

“Untuk memenuhi kebutuhan tenaga tukang yang profesional dan memiliki kualitas kemampuan yang baik, terutama untuk proyek pembangunan saat ini harus didatangkan dari luar, terutama bagi tukang dengan keahlian yang baik,” kata Sutarmidji di Pontianak, Senin (10/8).

Ia menjelaskan, besarnya kebutuhan tukang yang didatangkan dari Pulau Jawa, selain tukangnya yang profesional, kualitas dan etos kerjanya juga tinggi, meskipun upahnya juga lebih tinggi dibanding tukang lokal.

“Sementara kalau tukang lokal, maunya digaji tinggi, tetapi kualitas dan etos kerjanya kadang-kadang belum semaksimal tukang yang didatangkan dari luar,” ungkapnya.

Menurut Sutarmidji, yang dibutuhkan saat ini bukan tukang yang kerjanya asal-asalan, seperti menyemen tidak rapi dan lain sebagainya, tetapi tukang dengan hasil kerja yang rapi.

“Sehingga ke depannya, para tukang yang ada di Pontianak harus dilakukan pelatihan dan sertifikasi seperti yang telah dilakukan oleh PT Semen Indonesia sebelumnya,” katanya.

Terkait upah yang diperoleh para tukang, dikatakan Sutarmidji, tergantung pada kualitas kerjanya, dengan kualitas kerja yang baik, maka upah yang diperoleh lebih tinggi. Sebaliknya, kualitas yang kurang baik maka upahnya juga tidak besar.

Bahkan, ada mandor yang dibayar sebesar Rp200 ribu per hari karena disiplin dan kualitas kerjanya bagus, karena dengan kerja yang baik, tidak butuh tenaga kerja yang banyak.

“Misalnya tenaga kerja yang tidak memiliki keahlian yang baik butuh 30 orang tenaga kerja, tetapi dengan tenaga tukang yang memiliki kemampuan yang baik hanya butuh 15 orang untuk mengerjakan pekerjaan itu,” katanya.

Sementara itu, keluhan yang sering disampaikan oleh para pengguna jasa tukang terutama tukang lokal, adalah terkadang tukang banyak yang masuk mulai hari Selasa hingga Sabtu atau bertepatan saat menerima gaji. Sebaliknya, tukang yang berasal dari Jawa, memanfaatkan waktu untuk lembur sehingga mendapatkan penghasilan tambahan untuk disimpan atau ditabungnya.

“Kalau tukang lokal, pukul 15.30 WIB sudah selesai kerja langsung pulang. Padahal waktunya bisa digunakan untuk lembur dan memperoleh penghasilan tambahan,” kata Sutarmidji. [] ANT

Serba-Serbi