Khawatir Bencana Serangan Kabut Asap Terus Terulang

Khawatir Bencana Serangan Kabut Asap Terus Terulang

thCA47L1WH

KOTAWARINGIN TIMUR – DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, khawatir bencana kebakaran lahan dan asap terus berulang jika pemerintah tetap tidak mampu melakukan pencegahan secara serius dan efektif di lapangan.

“Selama program pencegahan tidak dilakukan terencana dan terukur tanpa melibatkan instansi terkait, swasta dan masyarakat, kami khawatir kabut asap ini akan terulang bahkan bertambah parah di tahun-tahun berikutnya,” kata Juru Bicara Fraksi Golkar, Darmawati di Sampit, Pada Hari Kamis (1/10).

Ditegaskannya, Fraksi Golkar akan terus menyoroti masalah penanggulangan kebakaran lahan dan asap. Pasalnya, dampaknya mengganggu kesehatan dan aktivitas ekonomi masyarakat Kotim.

Pencegahan harus dilakukan secara serius mengingat tibanya musim kemarau setiap tahunnya sudah bisa diprediksi.

RSUD dr Murjani Sampit dilaporkan menerima banyak pasien penderita berbagai penyakit yang diperparah oleh asap kebakaran lahan. Puskesmas sebagai benteng utama pelayanan kesehatan bagi masyarakat juga mengalami lonjakan pasien penderita infeksi saluran pernafasan atas, dua sampai tiga kali lipat dibanding tahun 2014.

“Kebijakan meliburkan siswa pun dinilai terlambat dibanding kondisi yang sudah parah serta melihat daerah lain sebagai pembandingnya sudah jauh lebih dulu meliburkan siswanya. Keseriusan penanganan masalah ini sangat penting untuk jangka panjang dan peningkatan kualitas hidup dan sumber daya manusia,” tegas Darmawati.

Dia juga mengkritik Bupati Supian Hadi yang menurutnya belum melaksanakan rapat gabungan darurat asap.

Dia membandingkan bupati daerah lain dengan serius memimpin langsung rapat serta penanggulangan kebakaran lahan serta asap di masing-masing daerah.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kotim, Rukmana Priyatna, menegaskan, tim satuan tugas penanggulangan kebakaran hutan dan lahan, sudah berusaha maksimal di lapangan. Tim gabungan berbagai instansi ini bekerja siang dan malam memadamkan kebakaran lahan.

Diakuinya, kendala di lapangan adalah lokasi kebakaran yang sebagian berada di titik yang cukup jauh dari badan jalan. Pemadaman hanya mengandalkan alat pemadam jinjing yang dibawa dengan berjalan kaki oleh petugas berkilo-kilometer. Itu pun terkadang kembali terkendala tidak adanya sumber air di sekitar lokasi kebakaran lahan. [] ANT

Serba-Serbi