Ke Rusia Bukan Plesiran, Tapi Tarik Investor

Ke Rusia Bukan Plesiran, Tapi Tarik Investor

SAMARINDA – Pemerintah provinsi Kalimantan Timur membantah kunjungan ke Rusia bukan untuk plesiran seperti yang dituding sejumlah aktifivis dan lembaga swasdaya masyarakat (LSM) selam ini. Agenda kunjungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur ke Rusia selama dua pekan tersebut untuk merumuskan berbagai soal dan tidak seperti yang diberitakan selama ini.

Melalui Asisten III Setprov Kaltim, Bere Ali, Jumat (25/9/2015) lalu, menyatakan, Rusia akan menggelontorkan dana sebesar Rp 500 triliun. Investasi tersebut, satu di antaranya adalah untuk pembangunan infrastruktur perkeretaapian di Kaltim. Sejumlah infrastruktur lain seperti Sains Techno Park dan jembatan penghubung.

“Dari sisi investasi yang bakal ditanamkan rusia nilainya Rp 500 triliun. Anda bisa bayangkan tanpa bantuan pemerintah Rp 1 pun, mereka akan bangun perkeretaapian. Dari Kubar ke Balikpapan. Mereka akan membangun Sains Tecno Park, dan banyak investasi lainnya,” ujar Bere Ali.

Terkait jenis dan jumlah kereta api, menurut Bere Ali, akan menyesuaikan dengan keinginan pasar. Pasalnya, perkeretaapian merupakan teknologi tinggi yang investasi awalnya terbanyak di pembangunan jalur. Saat kunjungan ke Rusia, Pemprov Kaltim telah melihat jenis kereta api yang akan digunakan.

Bere menambahkan, dengan nilai demikian besar, jika menunggu pemerintah yang melaksanakan pembangunan, belum dapat dipastikan penyelesaiannya.

Sebelumnya, Russian Railways telah melakukan studi kelayakan. Rencananya, pihak Rusia akan membangun 23 jembatan dengan aneka ukuran.

“Ada 23 jembatan yang akan mereka bangun, aneka ukuran. Kalau rel siap, apapun jenis kereta apinya oke saja. Kemarin mereka menunjukkan kereta apinya,'” papar Bere Ali.

“Kereta nanti pakai bahan bakar baterai. Jadi tidak pakai bahan bakar fosil lagi. Semua sudah siap. Tinggal tunggu rel. Tergantung pasar apa untuk batubara dulu, minta penumpang ya penumpang lagi,” pungkas Bere Ali

Dalam kunjungan selama dua pekan tersebut Pemprov Kaltim melakukan perjalanan dengan rute Rusia, Kazakhstan, serta Uzbekistan.

Selain itu kata Dia Pemprov Kaltim telah melakukan kerjasama dengan Pemerintah Federasi Rusia. Satu di antaranya adalah kemungkinan pembangunan kawasan industri nuklir dan pembangkit energi tenaga nuklir (Nuklir Power Plant) yang telah disepakati oleh PT Rosatom, Rusia.

Dalam pertemuan yang berlangsung pada 14 September 2015, Guburnur Kaltim menyambut baik uluran PT Rosatom untuk mengembangkan kawasan industri nuklir.

Menurutnya sebagai negara modern, industri nuklir akan sangat membantu untuk memenuhi tenaga kelistrikan di Kalimantan Timur. Rencana ini seiring dengan pembangunan industri di 3 kawasan industri lainnya, yaitu Kawasan Industri Kariangau, Kawasan Industri Gas dan Kondensat Bontang, dan Kawasan Industri Ekonomi Khusus Maloy.

Meski begitu, Pemvrop Kaltim tetap akan berkoordinasi dengan pemegang kebijakan di Pusat terkait rencana pembangunan kawasan industri nuklir. Rencananya, pembangunan tersebut akan dilakukan di Talisayan Kabupaten Berau.

“Keputusan untuk pembangunan Indonesia Nuklir Power Plant sangat bergantung kepada keputusan Pemerintah Pusat,” ujarnya.

Sebelumnya sejumlah aktivis lingkungan hidup di Kaltim mengkritisi keberangkatan Gubernur Kaltim Awang Farouk Ishak ke Rusia selama dua pekan. Diperkirakan kunjungan itu menghabiskan anggaran sebesar Rp 1,1 Milliar. [] Irwanto Sianturi

Serba-Serbi