4 Senjata Terbaru Ini Bikin AS Masih Jadi Terkuat di Dunia

4 Senjata Terbaru Ini Bikin AS Masih Jadi Terkuat di Dunia

soldiers army military marines us army 1920x1080 wallpaper_wallpaperswa.com_26

Sulit meragukan status Amerika Serikat sebagai kekuatan adi daya dunia saat ini. Suka tidak suka, Negeri Paman Sam memiliki kekuatan tempur nomor wahid, setingkat di atas raksasa dunia lainnya, semisal Rusia atau China, seperti dilansir Survei Global Fire Power teranyar.

Lebih dari itu, AS berperang di banyak front sehingga kemampuannya lebih teruji. Pada Jumat (16/10), the Guardian melaporkan Presiden Barack Hussein Obama menyatakan penarikan militer AS di Afghanistan mundur jadi 2017. Ditambah front Irak dan Suriah, serta terus aktifnya pangkalan Okinawa membendung potensi Korea Utara, dalam satu waktu AS menggelar kampanye militer dengan risiko beragam.

Pekan lalu, Angkatan Darat AS menguji coba sebuah senjata rahasia baru dengan sandi ‘The Punisher’. Konon, senapan panggul ini bisa menembak sasaran di balik gedung. Informasi itu mengejutkan industri militer dunia, karena akan sangat efektif buat perang kota yang biasanya dilakoni AS di Timur Tengah

Selain the Punisher, militer Negeri Adi Daya ini juga terus menguji coba beragam alutsista lain yang siap dipakai untuk perang nyata. Berikut 4 Senjata tersebut :

XM25-Grenade-Launcher

1. The Punisher, senjata maut US Army

Angkatan Darat Amerika Serikat (US Army) pekan lalu menguji coba pelontar granat XM25 yang bisa menyasar sasaran di balik gedung. Inilah pelontar panggul yang dalam forum-forum di dunia maya dijuluki ‘The Punisher’. Senjata ini diproduksi oleh pabrikan Orbital ATK, anak usaha konglomerasi Heckler & Koch.

Senapan yang ukurannya mirip bazoka mini itu dilengkapi pengintai laser. Granat yang dilontarkan dapat menjangkau target berjarak 700 meter.

US Army bangga karena uji coba awal menunjukkan the Punisher berfungsi sesuai harapan. “Senjata ini bisa mengubah taktik medan perang di masa depan,” kata tentara Amerika Letnan Kolonel Chris Lehner seperti dilansir Mirror.

Tak cuma di balik gedung, the Punisher dapat menjangkau sasaran di belakang pintu, pohon, parit, bahkan bunker bawah tanah, asal ada peluang.

Dengan begini, tentara AS dapat menetralisir ancaman musuh dari jarak jauh, tanpa harus mendatangi garis depan langsung. “Risiko jatuhnya tentara kita yang jadi korban bisa berkurang,” imbuh Lehner.

F-16IN Block 70 Viper

2. F-16 Viper; Raja di darat, laut, udara

Di bandingkan varian jet tempur premium sebelumnya, F-16V ini diklaim memiliki banyak keunggulan, terutama teknologi yang diusungnya. Lockheed Martin, perusahaan AS yang membuat jet ini, menyatakan ada banyak misi yang bisa dilakukan viper selain bertempur.

Di antaranya layar petunjuk yang terpasang di dalam kokpit pesawat, dimulai dari layar intai dan petunjuk radar yang bisa memperlihatkan posisi lawan dan kawan.

Tak hanya bagian kokpit yang membuat nyaman pilot dalam memantau penerbangan. Kecanggihan juga diberikan pada helm, di mana seorang pilot bisa menembak musuh yang berada 90 derajat dari arah pesawat tanpa harus mengarahkan moncongnya kepada musuh. Ditambah sistem GPS, serta kemampuan antijamming dalam, sebuah pertempuran.

Itu belum termasuk sistem radar bernama Scalable Agile Beam Radar (SABR), pilot dapat melihat situasi hingga jauh ke depan. Radar ini bisa mendeteksi hingga 20 target, baik di udara, darat maupun laut, bahkan target yang bergerak sekalipun.

cuacaburuk

3. CIA mengkaji senjata perekayasa cuaca

Segala cara dilakukan Amerika Serikat untuk melengkapi alat utama persenjataan paling canggih di muka bumi. Ilmuwan Negeri Paman Sam menyatakan punya data valid, membuktikan Dinas Intelijen Luar Negeri (CIA) mendanai badan penelitian lintas kampus untuk riset manipulasi perubahan iklim sebagai senjata masa depan.

Pakar Klimatologi Alan Robock dari Universitas New Jersey mengatakan telah meminta CIA lebih transparan terkait riset radikal tersebut.

Robock melaporkan dugaan riset ini kepada panel independen internasional tentang perubahan iklim (IPCC). Dia menduga, tim riset AS memakai model komputer untuk mempelajari bagaimana aeorosol stratosfir bisa mendinginkan planet dengan menggunakan letusan gunung berapi.

“Yang paling saya khawatirkan, siapa yang akan bertanggung jawab mengendalikan teknologi perubah iklim tersebut,” tuturnya seperti dilansir the Guardian, Senin (16/2).

Data yang beredar, Badan Intelijen AS siap memberikan dana sebesar USD 600.000 untuk mengerjakan proyek manipulasi cuaca tersebut. Saat coba mengonfirmasi Robock mengatakan bahwa pihak CIA dan badan pemerintah lainnya enggan menjelaskan tujuan utama penelitian tersebut.

ht_laser_weapon_kab_141210_16x9_992

 

laser-500x332

4. Senjata laser di kapal Marinir AS

Angkatan Laut Amerika mulai melakukan uji coba meriam laser tersebut di atas kapal USS Ponce yang kini berada di kawasan teluk Arab, the Daily Mail (11/12). Oleh marinir atau US Navy, meriam laser bernama LaWS (Laser Weapon System) akan dipakai untuk menjatuhkan objek-objek berbahaya dengan kecepatan tinggi, misalnya drone.

Soal kekuatannya pun tidak usah dipertanyakan lagi, meriam laser LaWS tersebut dibekali dengan laser berkekuatan 30.000 Watt. Bandingkan, sekitar 100 Watt laser saja sudah bisa dipakai untuk senjata pemotong. Besar kemungkinan LaWS dapat memotong sebuah pesawat terbang.

Ternyata, 30.000 Watt bukanlah kekuatan maksimal dari LaWS. Dalam pengembangan-pengembangan selanjutnya, US Navy berharap bisa membuat meriam laser dengan kekuatan 100.000 Watt, bahkan 150.000 Watt. Prototipe LaWS telah dipasang di kapal induk yang beroperasi di perairan Timur Tengah mulai November 2014.

Internasional