Penerbangan Muara Teweh Hingga Kini Masih Terhenti

Penerbangan Muara Teweh Hingga Kini Masih Terhenti

20150902bandara_tertutup_asap

BARITO UTARA – Penerbangan dari dan ke Bandara Beringin, Muara Teweh, Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah dilaporkan dua bulan tidak melayani penumpang akibat kabut asap yang menyelimuti daerah tersebut.

“Sejak Jumat (4/9) lalu hingga kini terhenti penerbangan dari dan ke bandara ini,” kata seorang petugas Bandara Beringin, Akhmad Sidik, di Muara Teweh, Jumat (30/10).

Meski saat ini kabut asap di Muara Teweh pada Jumat sore berkurang dengan jarak pandang sekitar 1.000 meter lebih, namun penerbangan belum ada. Kalau dilihat dari jarak pandang aman bagi penerbangan, namun belum ada informasi maskapai yang akan terbang karena penumpang masih takut batal akibat kabut asap.

“Kita harapkan besok kabut asap masih seperti saat ini sehingga penerbangan kembali normal,” ujarnya.

Sidik mengatakan, maskapai penerbangan Susi Air rute Muara Teweh-Tjilik Riwut Palangka Raya yang disubsidi pemerintah pusat (APBN) terbang sepekan tiga kali (Rabu, Jumat, dan Minggu) tidak melayani penumpang.

Susi Air juga membatalkan rute penerbangan Muara Teweh-Balikpapan dan Muara Teweh-Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin, Kalimantan Selatan (Kalsel) akibat kabut asap melanda wilayah tersebut. Penerbangan ke Banjarmasin dan Balikpapan nonsubsidi, kata Sidik.

Penerbangan lainnya yang juga terhenti adalah pesawat sewa (carter) perusahaan tambang batu bara dan perusahaan gas yang melayani penumpang di antaranya karyawan itu tiga sampai empat hari dalam sepekan yakni setiap hari Rabu, Kamis, Jumat dan Sabtu.

Maskapai menggunakan pesawat jenis Twin Otter tersebut antara lain Air Fast, Air Bone dan Hilift masing-masing tujuan Muara Teweh – Bandara Sepinggan Balikpapan, Kalimantan Timur pulang pergi.

“Akibat tidak adanya penerbangan selama dua bulan terakhir, penerimaan Bandara Beringin berkurang seperti pajak bandara dan pendaratan pesawat. Penerimaan sejumlah biaya pajak penumpang dan pendaratan pesawat terbang minim akibat tidak adanya penerbangan,” jelas dia.

Kepala Kelompok Tenaga Teknis pada Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Muara Teweh, Sunardi, mengatakan jarak pandang permukaan pada Jumat sore mencapai 4.000 meter karena ada angin dari utara dengan kecepatan 4 kilomter/jam. Sekarang berkurang dibanding Jumat pagi dengan jarak pandang hanya 400 meter dan jarak pandang vertikal 600 feet.

“Cuaca pada siang hari terlihat lebih cerah dibanding pagi tadi dan sinar matahari terlihat terang dan panas, namun pada sore ini terlihat gelap karena mendung yang berpotensi turun hujan, ” katanya. [] ANT

Serba-Serbi