HULU SUNGAI TENGAH – Rumah sakit Umum Daerah Hasan Basry Kandangan, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan, terpaksa tidak mengizinkan Sri Astuti meninggalkan rumah sakit karena suaminya belum bisa melunasi biaya operasi melahirkan.
Salah seorang tokoh masyarakat Hulu Sungai Tengah Iyan di Barabai Sabtu mengatakan, suami Sri Astuti, Akhyar mengaku sangat sedih karena hingga kini belum bisa membawa istrinya pulang ke rumah, karena belum mampu membayar uang operasi melahirkan istrinya sebesar Rp13 juta.
“Kesedihan Akhyar bukan hanya karena tidak bisa membawa pulang istrinya, tetapi juga anak yang dilahirkannya telah meninggal,” katanya.
Akhyar sebenarnya adalah peserta Jamkesda, di HST, namun karena rumah sakit daerah tersebut tidak mampu menangani sehingga pasien dirujuk ke Kandangan.
Prihatin dengan kondisi Akhyar, akhirnya masyarakat di sekitar rumah pasien bergotong royong mengumpulkan dana, untuk meringankan beban Akhyar, sambil menunggu solusi terbaik dari pihak-pihk berkompeten.
Sementara itu, Akhyar ketika dihubungi mengaku masih berada di ruang perawatan Kruing Ujung RS Hasan Basry dan belum bisa pulang karena belum memiliki uang untuk membayar biaya pengobatan. Dirinya bersama sang mertua menemani sang istri yang sudah mulai pulih dari operasi.
Kepala Dinas Kesehatan HST Kusudiarto ketika dihubungi mengatakan, bahwa yang mengetahui dengan pasti tentng proses Jamkesda adalah petugas yang bernama Mili.
Dari Mili diperoleh informasi bahwa pasien Sri Astuti tidak dijamin oleh Jamkesda HST artinya mesti dibayar sendiri.
Hal itu terjadi, karena rumah sakit Kabupaten Hulu Sungai Tengah belum melakukan kerjasama dengan Rumah Sakit Kandangan.
“Jadi pasien Jamkesda asal Barabai dirujuk ke rumah sakit Kandangann tidak dijamin, adapun kerjasama Jamkesda HST ada antara RSUD Barabai bekerjasama dengan RS Ulin Banjarmasin,” katanya.
Wakil Ketua DPRD HST Jainuddin mengaku bingung dengan kebijakan rumah sakit Damanhuri, yang memberian rujukan ke Kandangan.
“Seharusnya sebelum meberikan rujukan dipertimbangkan dulu kondisi perekonomian keluarga pasien dan kemana harus dirujuk,” katanya.
Keluarga Akhyar merupakan warga Desa Pamangkih, kecamatan Labuan Amas Utara, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, termasuk keluarga tidak mampu dan menggunakan layanan kesehatan dengan Jamkesda. [] ANT