HULU SUNGAI SELATAN – Ancaman longsor masih mengintai sejumlah wilayah di Kabupaten Hulu Sungai Utara Kalimantan Selatan jelang musim penghujan seperti yang terjadi beberapa waktu lalu.
Musibah longsor beberapa kali terjadi saat musim kemarau dan memasuki musim penghujan ancaman longsor masih mengkhawatirkan.
“Pemerintah akan memasang bronjong pada daerah rawan longsor,” ujar Wakil Bupati Husairi Abdi di Amuntai Kamis (06/11).
Husairi mengatakan Wilayah Kabupaten Hulu Sungai Utara yang didominasi lahan rawa memang rawan longsor, baik saat musim kemarau maupun penghujan.
Pemasangan brojong, kata Husairi akan dilakukan diantaranya di Desa Waringin, Pulantani dan Pamintangan.
Masalah ancaman longsor ini menjadi perhatian Fraksi Golongan Karya dan Fraksi Lambung Mangkurat pada rapat paripurna membahas Rancangan APBD 2016.
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Hj Hananiah mengharapkan dinas terkait meninjau wilayah yang rawan longsor karena sudah memasuki musim penghujan.
“Wilayah yang rawan longsor agar segera ditinjau sehingga dampaknya dan penanganannya bisa dilakukan sedini mungkin,” ujar Hananiah.
Hananiah mengatakan sejumlah ruas jalan desa terancam longsor, padahal bagi beberapa desa jalan menjadi akses penting, seperti jalan di Desa Garonggang Rt 3 dimana ruas jalan desa hampir longsor.
Sejumlah desa sudah dilaporkan terjadi tanah longsor seperti di Kecamatan Haur Gading seperti Desa Pulan Tani, Waringin, Teluk Haur dan Desa Haur Gading.
Longsor juga dilaporkan terjadi di Desa Pamintangan Kecamatan Amuntai Utara sehingga mengancam lokasi rumah warga dan tempat ibadah.
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Hulu Sungai Utara Hamdani meminta Pemerintah Daerah setempat agar secepatnya menanggulangi akibat bencana tanah longsor agar aktivitas tetap berjalan normal.
Anggota DPRD mengharapkan agar penanganan bencana longsor segera dianggarkan pada APBD 2016 mendatang. [] ANT