SANGATTA – Dua operator kapal penyeberangan di Sungai Sangatta penasaran dengan sebuah tas plastik berwarna kuning, yang menimbulkan bau menyengat saat melintas di depan mereka.
Ingin tahu isi plastik, Hasrudin dan Amir bergegas mengais plastik menggunakan kayu, Rabu (9/12) kemarin. Mata Hasrudin dan Amir langsung terbelalak. Ternyata isinya bayi perempuan lengkap dengan ari-arinya yang sudah membusuk.
Penemuan bayi pun langsung dilaporkan ke polisi. Bayi kemudian dievakuasi dan dibawa ke RSUD Kudungga Sangatta untuk proses pengecekkan dan visum.
Waka Polres Kutim Kompol I Nyoman Suantara mengatakan, penemuan bayi tersebut masih dalam proses penyelidikan.
“Kasus pembuangan bayi itu memang ada, ditemukan warga mengapung. Saat ini sudah kami amankan dan dibawa ke rumah sakit untuk divisum,” ujarnya.
Polisi tak akan buru-buru memakamkan bayi, guna keperluan penyelidikan siapa orangtua yang tega membuang darah dagingnya.
“Kami mengharapkan masyarakat bisa memberikan informasi. Siapa tahu ada yang mengetahui ada warga sekitarnya yang hamil, tapi tiba-tiba bayinya hilang,” tutur Nyoman.
Ditanya kemungkinan polisi melakukan tes DNA, Nyoman mengatakan, untuk sementara belum. Sebab tes DNA dilakukan jika ada orang yang dicurigai membuang, lalu dilakukan tes untuk mencocokkan. Namun karena hingga kini belum ada indikasi, maka belum bisa dilakukan.
Dijelaskan Nyoman, dari pengamatan, bayi tersebut terindikasi lahir normal. Setelah lahir lalu dibuang. Karena sudah dalam keadaan berbau menyengat dengan kondisi membiru, diperkirakan dibuang sekitar tiga hari sebelum ditemukan.
Untuk kepentingan penyelidikan, polisi telah mengambil keterangan saksi yang menemukan mayat bayi itu. Nyoman mengatakan, dugaan sementara bayi itu adalah hasil hubungan gelap.
Berdasarkan dugaan sementara, bayi tidak berdosa ini dibuang dari arah Jembatan Pinang, kemudian mengapung menuju arah Sangatta Selatan, setelah itu ditemukan Hasrudin dan Amir. [] SP