PONTIANAK-Musyawarah Daerah (Musyda) Pemuda Muhammadiyah Kota Pontianak kali ini lebih semarak acaranya. Lantaran moment tahunan ini diisi dengan Dialog Kerakyatan yang bertajuk “Menakar Figur dan Gagasan Pemimpin Kota Pontianak 2018” mengundang khusus para calon walikota Pontianak periode mendatang.
Bertempat di aula Kanwil Kementerian Agama (Kemenag) Kalbar, Jalan Sultan Syahrir Pontianak, Sabtu (20/5) nampak para calon Walikota Pontianak H. Paryadi, S.Hut, MM, Zulkarnaen Siregar, SH, MH, dan Subhan Noviar, SE hadir didaulat menyampaikan gagasannya kepada audien yang rata-rata dihadiri kaum muda.
Salah satu cawako Subhan Noviar, SE mengatakan, terpilih atau tidak menjadi walikota tidak penting. Prioritas utama adalah menjual gagasan demi kemajuan kota Pontianak. “Kepemimpinan Walikota saat sekarang khususnya pembangunan infrastruktur luar biasa, jika terpilih saya memiliki ide pada sektor ekonomi kreatif,’’kata Subhan Noviar.
Untuk mewujudkan idenya, dirinya telah mendirikan Canopy Center sebagai tempat berkumpulnya kegiatan ekonomi kreatif. Sejak didirikan, banyak warga sudah mengakatualisasikan hasil karyanya.”Beberapa waktu yang lalu dipamerkan hasil lukisan dan ternyata mendapat apresiasi yang tinggi dari peminat seni lukis,’’ujarnya.
Tidak kalah dengan Subhan Noviar, cawako lainnya, Zulkarnaen Siregar, SH, MH memiliki konsep menertibkan sistem perparkiran. Sebab menurutnya sebagai dampak pembangunan hotel yang masif akhir-akhir ini menimbulkan masalah parkir yang makan bahu jalan.
Dirinya mensinyalir sebagian hotel di Kota Pontianak tidak mempunyai lahan parkair yang memadai. Seharunsya Pemkot lebih jeli dalam proses perizinannnya, baik Amdal atau UKL-UPLnya dan IMB nya lebih diteliti.
“Saya sering jalan-jalan pakai sepeda motor keliling kota melihat dengan mata kepala saya sendiri masih ada hotel yang tidak punya lahan parkir,’’timpalnya.
Menyinggung masalah intoleransi yang saat ini sedang hanagat-hangatnya, Zulkarnaen Siregar yang saat ini sebagai legislator di DPRD Kalbar, menegaskan, kita semua sebagai putera bangsa untuk saling menghormati.’’Diantara kita tidak boleh ada permusuhan,’’pinta Zulkarnaen Siregar.
Sementara itu, H. Paryadi, S.Hut, MM mengatakan, jika ingin menjadi seorang pemimpin yang baik harus tahu dulu data. Kemudian melakukan mapping prioritas program.
Baginya, pendidikan adalah hal mutlak menjadi kebutuhan masyarakat Kota Pontianak.’’Jangan harap kita bisa maju jika kwalitas pendidikan warga masih dibawah rata-rata,’’jelas Paryadi yang mantan wakil Walikota Pontianak. (Rachmat Effendi)