SAMARINDA – Ponton bermuatan kayu log akasia Capricorn 117 yang ditarik tugboat Capricorn 116 tabrak fender atau tiang pengaman Jembatan Mahakam Kota (Mahkota). Tak pelak, salah satu fender jembatan berusia 31 tahun lebih ini langsung miring. Fender tersebut adalah fender pertama di sebelah hulu sungai.
Berdasarkan informasi yang berhasil dikumpulkan media ini, insiden berlangsung Rabu (14/02/2018) sekitar pukul 11.30 Wita. Saat kejadian, petugas pandu dari Pelindo IV turut serta di tugboat Capricorn 116. Sayangnya, hingga Kamis (15/02/2018), belum ada keterangan resmi dari pihak manapun terkait penyebab dan penanggungjawab terjadinya insiden.
Kepala Seksi Keselamatan Berlayar, Penjagaan dan Patroli Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Samarinda, MT Randa Bunga mengatakan, untuk mengetahui penyebab ponton Capricorn 117 menabrak fender jembatan, pihaknya telah meminta keterangan saksi-saksi.
Padahal, saat pengolongan di bawah jembatan tugboat Capricorn 116 dipandu oleh petugas Pelindo IV yang naik langsung ke atas kapal. Selain itu, di belakang ponton juga terdapat asis atau tugboat yang menuntun ponton agar tetap pada jalur, namun kecelakaan tetap saja terjadi.
KSOP juga belum bisa memastikan apakah terdapat unsur kelalaian dalam kejadian itu. “Belum ada kesimpulan apa penyebabnya. Kita sedang melakukan pemeriksaan terhadap perwira di atas kapal tersebut. Kita mau mengetahui olah geraknya. Kita juga memangil pandu termasuk asis. Fungsi kami, KSOP itu di bidang pengawasan. Kalau pandu itu berasal dari Pelindo, kami juga meminta Pelindo untuk melakukan evaluasi agar tidak terulang lagi kejadian serupa,” sambungnya.
Sementara General Menejer (GM) Pelindo IV, Sofyan menjelaskan soal tugas seorang pandu. “Pandu itu tugasnya sebagai pemberi nasihat atau memberi petunjuk pada nahkoda. Tugas pandu itu setiap ada kapal baik mau menyandarkan atau melewati bawah kolom jembatan, dia yang tahu alur,” kata Sofyan kepada awak media.
Ia memastikan pandu yang bertugas saat kejadian Capricorn 117 menghantam fender jembatan Mahakam sudah berpengalaman dan bersertifikat. “Pandu harus punya seritifikat, dia punya pendidikan khusus, termasuk yang kemarin itu,” katanya.
Ditegaskannya, kendati di atas kapal ada pandu, namun kewenangan dan tanggung jawab tetap ada pada kapten kapal. “Pandu itu penasihat kapten, tangung jawab semua tetap di kapten, pandu itu hanya penasihat,” tegasnya.
Sementara Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kaltim memastikan kondisi Jembatan Mahakam masih aman untuk dilintasi kendaraan. Kepastian ini didapat setelah tim PU Kaltim memeriksa kondisi terkini jembatan pada Kamis (15/2). “Tim kami sudah turun untuk mengecek kondisi jembatan. Memang ada gesekan pada bagian fender namun tetap saja itu masih kokoh,” tegas Kabid Bina Marga Dinas PU Kaltim Joko Setiono.
Meski saat ini dinyatakan masih aman, ia tetap berkoordinasi dengan Balai Jalan Nasional agar segera melakukan peninjauan langsung terhadap kondisi Jembatan Mahakam pasca fender jembatan itu ditabrak ponton. “Karena ini kan aset dari Kementerian PU sehingga untuk memastikan aset negara ini aman secara konstruksi kami tetap menunggu pernyataan dari Balai Jalan Nasional,” jelasnya.
Perbaikan terhadap fender jembatan yang hancur ditabrak ponton akan dilakukan. “Seharusnya pihak yang menabrak itu yang bertanggung jawab. Sementara ini kami masih berkoordinasi juga dengan pihak KSOP untuk menginvestigasi lagi perkembangan di lapangan untuk mengetahui siapa pelakunya agar dapat bertanggung jawab,” demikian Joko. []
[]