Luar Biasa Perputaran Uang di Desa Manunggal Daya

Luar Biasa Perputaran Uang di Desa Manunggal Daya

KUTAI KARTANEGARA – Pertanian menjadi satu-satunya sumber mata pencarian utama bagi warga Desa Manunggal Daya, Kecamatan Sebulu, Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur. Luar biasanya, hasil usaha pertanian yang dikelola sebagian besar desa berpenduduk 5.164 jiwa dengan 1.514 kepala keluarga itu membuat perekonomian desa maju pesat, dengan perputaran uang mencapai lebih dari Rp 90 miliar dalam satu hari.

Menurut Suyanto, Kepala Desa (Kades) Manunggal Daya, perputaran uang sebesar itu berdasarkan hasil kalkulasi penjualan hasil pertanian yang ada di desa selama satu bulan. “Pernah kami menghitung perputaran uang di desa dengan mendata nilai penjualan hasil pertanian. Nilainya Rp 90 miliar, itu baru hasil pertanian,” kata Suyanto, seperti diwartakan Umi Farida, pendamping desa setempat, Selasa (16/05/2018).

Apa yang disampaikan Suyanto tampaknya memang bualan. Pasalnya, selama mengunjungi sejumlah desa di Kecamatan Sebulu, Desa Manunggal Daya yang berlokasi sejauh 18 kilo meter perjalanan darat dari pusat kecamatan di Desa Sebulu Ulu, media ini diperlihatkan aktivitas perekonomian yang jauh lebih pesat ketimbang desa lainnya.

Ketika menelusuri desa yang punya 4 dusun 26 Rukun Tetangga ini, hamparan pertanian padi sawah, tanaman palawija dan hortikultura tampak di mana-mana. Hampir tidak ada lahan tidur, nyaris semua dimanfaatkan untuk pertanian. Pada tahun 2017, Badan Pusat Statistik mencatat, desa dengan luas 28 kilometer persegi ini memiliki tanaman padi sawah dengan luas panen 1136 hektar dengan produksi 4089,6 ton gabah kering. Jadi, sungguh pantas jika Desa Manunggal Daya dijuluki hanterland kota, hasil pertanian banyak didistribusikan ke Samarinda, Ibu Kota Provinsi.

Memang, jika dilihat secara geografis, usaha pertanian di desa ini sangat didukung adanya akses transportasi yang sangat memadai. Pusat desa dilintasi poros Jalan Samarinda-Muara Kaman. Selain itu, jalan lingkungan di desa, termasuk jalan usaha tani, terbangun apik, melingkar dan terhubung dengan desa lainnya. Menurut Suyanto, bukan saja pemerintah, pemerintah daerah yang mendukung, tetapi visi juga mengarah pada penguatan akses transportasi bagi usaha pertanian.

“Melalui Dana Desa, kami bangun akses jalan melingkar yang menghubungkan desa ini dengan desa lainnya. Awalnya rencana ini tidak diterima banyak warga, karena memakan lahan. Tetapi setelah dibangun, mereka merasakan manfaatnya. Sekarang untuk mengangkut hasil pertanian tidak sulit,” kata kepala desa yang dipilih tahun 2013 ini.

Meski menjadi kepala desa, Suyanto juga punya kesibukan lain, yakni mengurus lahannya seluas 3 hektar yang ditanami padi dan jagung. Bahkan ia juga punya ternak itik dan sapi. Menurutnya, pertanian dan peternakan bisa saling mendukung. hasil sisa pertanian bisa dijadikan pakan dan kotoran hasil peternakan bisa jadi pupuk organik. Dalam mengelola usaha pertaniannya, Suyanto mengaku tidak menggunakan teknologi mahal, yakni teknologi tepat guna yang dapat dibuat sendiri dengan harga yang relatif murah. “Saya punya alat penetas telur itik yang saya buat sendiri,” tuturnya. []

Serba-Serbi