Wakil Walikotfa Balikpapan H Rahmad Mas’ud mengelar Tasyakuran Milad ke-43 Tahun sekaligus buka puasa bersama anak yatim, di aula rumah jabatan, Jl ARS Muhammad, Minggu, (12/5/2019).
Hadir dalam acara tersebut Sekretaris Camat Balikpapan Kota Slamet Djunaidi, Ustad Ahmad Rosidi, serta masyarakat sekitar.
Dalam sambutannya Wawali Rahmad Mas’ud mengucap syukur kepada Allah SWT dalam rangka tasyakuran HUT ke-43 sekaligus buka bersama dengan anak yatim sekaligus mendapat hadiah plakat Al Aqsa dari Sekjen Ikatan Ulama Palestina Prof Syeh Muraweh Mosa Naser Nassar.
“Saya juga mendapat kejutan dengan kehadiran Sekjen Ikatan Ulama Palestina Prof Syeh Muraweh Mosa Naser Nassar yang memberikan hadiah plakat Al Aqsa. Saya kira ini merupakan berkah Ramadan tanpa disengaja beliau bisa hadir pada acara peringatan HUT saya ke 43,” kata Rahmad.
“Saya juga berharap keberkahan umur yang dititipkan kepada saya tentunya bisa bermanfaat untuk orang banyak. Bahwa hidup manusia sebaik-baiknya bermanfaat untuk orang banyak, menjadi Rahmatan Lil Alamin,” ujarnya.
“Mudah-mudahan saya bisa bermanfaat untuk kota Balikpapan yang kita cintai ini. Mengingat, berbuat baik itu biasa tetapi menjadi yang terbaik itu luar biasa,” tandasnya.
Diakhir sambutan Rahmad mengajak kepada undangan yang hadir agar rajin bersilaturahmi.
“Hikmah bersilaturahmi kata Nabi Muhammad bisa memperpanjang umur, perbanyak rezeki, dan itu artinya sesuai dengan hikmah besar yang diturunkan Allah SWT di bulan Ramadan,” terangnya.
Sementara itu, Ustaz Ahmad Rosyidi dalam tausiahnya mengatakan, ada tiga tingkatan berdasarkan sifat orang yang mengerjakan puasa. Yakni ada orang puasa hanya sekadar menahan diri dari makan dan minum, tetapi perbuatan maksiat tetap dilakukannya. Inilah puasa orang awam.Hal ini berbeda dengan tingkatan kedua, yaitu puasanya orang-orang saleh.
Mereka lebih maju dibandingkan orang awam, sebab mereka paham bahwa puasa tidak hanya menahan lapar dan haus, tetapi juga menahan diri dari melakukan dosa.
Selanjutnya puasa paling khusus. Puasa model ini hanya dikerjakan oleh orang-orang tertentu. Hanya sedikit orang yang sampai pada tahap ini.
Pasalnya, selain menahan lapar dan haus dan menahan diri untuk tidak bermaksiat, mereka juga memfokuskan pikirannya untuk selalu mengingat Allah SWT. Bahkan, pikiran selain Allah SWT dan pikiran terhadap dunia dianggap merusak dan membatalkan puasa.
• “Dari tingkatan ini, kita mengetahui bahwa ibadah puasa merupakan kesempatan terbesar untuk melatih diri kita supaya lebih baik dari sebelumnya. Semoga puasa kita bermanfaat dan berdampak positif,” harap Ustaz Ahmad Rosyidi[]Irwanto.s