SINTANG (Berita Borneo)-Pembangunan dermaga di Sungai Durian, Kabupaten Sintang dilaksanakan dalam tiga tahap dan pada tahap ketiga atau terakhir menelan dana sebesar Rp.18.335.600.000,-(delapan belas milyar tiga ratus tiga puluh lima juta enam ratus ratus rupiah), bersumber dari dana APBN Kementerian Perhubungan Republik Indonesia tahun 2017.
Pelaksananya PT.Zuty Wijaya Sejati, beralamat di Jalan Imam Bonjol No.69 Pontianak, dengan Kontrak Kerja bernomor : 10/SPK/PHBDRT/11/2017TANGGAL 17 Pebruari 2017, sedangkan Konsultanya CV.Bahtra Jasa Konsul, dengan jangka waktu pelaksanaan 240 hari kalender. Namun sangat disayangkan hingga saat ini bangunan dermaga yang menghabiskan dana puluhan milyar tersebut belum dapat difungsikan secara maksimal.
Dari pantauan Media ini dilokasi bangunan Dermaga Sungai Durian itu dibawahnya sebagian besar baraunya sudah ada yang berlubang, patah-patah dan rusak berat dikhawatirkan kerusakannya akan semakin parah, dan bisa membahayakan pengguna Dermaga.
Bahkan halaman dermaga yang dibangun Tahun 2017 tersebut kondisinya sudah mulai retak-retak, diduga bangunan Dermaga Sungai Durian tidak sesuai dengan Besterk dan RAB yang ada. Terkait dengan masalah tersebut, Beritaborneo.com via (WA) kepada salah seorang Pejabat di Dinas Perhubungan Kabupaten Sintang (Bahri) beberapa waktu lalu, ketika ditanya apa faktor penyebabnya Dermaga Sungai Durian yang sudah dibangun tiga tahap tersebut yang menghabiskan dana puluhan milyar rupiah sampai sekarang belum difungsikan ?.
Menurut keterangan Bahri dalam WA nya, mengatakan untuk Dermaga Sungai Durian sudah boleh difungsikan, cuma sampai sekarang volume air kecil (surut), jadi belum ada yang merapat maupun bongkar muat di Dermaga tersebut.
Ketika ditanya kembali, berapa jumlah total dana yang dialokasikan dalam tiga tahap untuk pembangunan Dermaga Sungai Durian tersebut, tahap pertama, kedua dan ketiga, namun tidak ada jawaban.
Dari pantauan Beritaborneo.com Stegher kondisi baraunya sudah banyak yang berlubang dan patah-patah. Apakah itu disebabkan perencanaan awal ada kesalahan atau tidak matang, sehingga bangunan dermaga tersebut sudah banyak yang retak-retak, begitu pula terminal atau halaman dermaga yang dibangun tahun 2017, juga ada yang sudah retak.
Bahri mengatakan bangunan itu sudah tiga tahun jadinya dan sudah diperiksa dan yang bolong itu dikarenakan dorongan air pasang surut.
Saat dikonfirmasi kembali via (WA), dari tahun anggaran berapa dermaga Sungai Durian dibangun dan berapa jumlah anggaran yang dialokasikan selama tiga tahap. Namun sampai berita ini diturunkan tidak ada jawaban dari Pihak Perhubungan Kabupaten Sintang (Bahri).
Melihat kondisi bangunan dermaga tersebut, Aktivis Penggerak Anti Korupsi (L-KPK), Lembaga Komunitas Pengawas Korupsi Dewan Teritorial Provinsi Kalimantan Barat, minta kepada Aparat Penegak Hukum dan BPK serta Irjen Kementerian Perhubungan untuk melakukan uji fisik Dermaga Sungai Durian, yang diduga pembangunan dermaganya tidak sesuai dengan RAB yang ada.
“Apabila dari hasil penyelidikan oleh Instansi terkait dan aparat penegak hukum ada ditemukan temuan yang diduga merugikan keuangan negara, kami dari L-KPK Dewan Teritorial Provinsi Kalimantan Barat minta supaya temuan itu ditindak lanjuti secara yuridis,’’pinta salah seorang pimpinan L-KPK yang enggan disebutkan namanya. (Darwat Karimin)