PONTIANAK (beritaborneo.com)-Anggota Gugus Tugas Nasional Revolusi Mental, Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) RI, Rumadi Ahmad mengatakan, kegiatan diskusi kelompok terpumpun bertujuan mengukur sejauh mana keberhasilan revolusi mental yang menjadi program kerja Presiden Joko Widodo pada periode pertama.
Menurutnya, untuk mengukur keberhasilan revolusi mental Kementerian PMK RI menggandeng Badan Pusat Statistik dalam hal mendapatkan angka-angka serta variabel. Sehingga diketahui Indeks capaian revolusi mental.
“Kalbar berdasarkan presentasi dari Badan Pusat Statistik “Gerakan Indonesia Bersatu” nya cukup tinggi berada diatas rata-rata nasional, itu artinya toleransi dan hal yang berkaitan dengan kebangsaan relatif bagus,’’ujar Rumadi Ahmad, Kamis (7/11) dalam acara Diskusi Kelompok Terpumpun Indeks Capaian Revolusi Mental di Hotel Golden Tulip Pontianak.
Namun demikian kata Rumadi Ahmad, mengutip pernyataan sosiolog dari Untan dan IAIN Pontianak jangan terbuai oleh angka-angka. Karena disintegerasi dan intoleransi bisa saja sewaktu-waktu terjadi.
“Bagaimanapun juga ancaman-ancaman intoleransi dan disintegerasi tidak bisa diabaikan. Apalagi dalam hal kemandirian ekonomi Kalbar masih agak tertinggal bila dibandingkan dengan daerah lain,’’ujarnya.
Dirinya berharap, dari hasil disksusi ini Kalbar dari segi Indonesia bersatu sudah baik, namun dalam hal kemandirian ekonomi masih berada ditengah-tengah tidak terlalu baik, juga tidak terlalu buruk dibandingkan provinsi lainnya.”Perlu terobosan baru dalam hal kemandirian ekonomi, misalnya menumbuhkan usaha-usaha baru,’’pungkasnya.(Rachmat Effendi/Saidi Akbar)