PROBOLINGGO (beritaborneo.com)-Warga Kabupaten Probolinggo beberapa hari ini dikejutkan dengan pemberitaan di media sosial facebook. Yaitu warga RT. 05/RW.03 Dusun Rabunan, Kecamatan Gading, Kabupaten Probolinggo bergotong royong mengecor jalan setapak dengan menggunakan uang urunan tanpa bantuan ADD/DD desa setempat.
Untuk memastikan kebenaran informasi tersebut, wartawan beritaborneo.com dan LSM Link Kontrol Perwakilan Probolinggo langsung mendatangi TKP, Kamis (14/11). Betapa terkejutnya, ternyata informasi dari dunia maya bukan isapan jempol. Kenyataannya warga Dusun Rabunan yang hanya didiami beberapa Kepala Keluarga (KK) saja tersebut membenarkan dusunya kurang perhatian dari pemerintah desa setempat.
Sementara itu, H. Saleh Sahrawi, tokoh masyarakat Dusun Rabunan mengakui warga beberapa hari yang lalu memang melakukan gotong royong membangun akses jalan yang menuju dusun, murni menggunakan dana dengan cara urunan. Sebab kalau menunggu bantuan dari desa tidak pernah kunjung datang. Bahkan ketika warga bergotong royong membangun akses jalan pihak Kades sebenarnya mau membantu semen sebanyak 20 zak, namun ditolak oleh warga dengan alasan terlalu sedikit, mintanya warga 50 zak tapi tidak dipenuhi.”Warga menolak bantuan karena merasa nanggung bantuan tersebut, lebih baik swadaya saja,’’ujarnya.
“Warga yang mempunyai sepeda motor dikenakan urunan Rp. 20 ribu, sementara yang tidak memiliki roda dua hanya dibebani urunan Rp. 10 ribu saja, maka terkumpullah waktu itu dana sebanyak Rp. 5 juta rupiah,’’kata H. Saleh Sahrawi, ditemui wartawan beritaborneo.com, Kamis (14/11) di kediamannya Dusun Rabunan, Desa Batur.
Menurutnya, warga Dusun Rabunan sudah bosan menunggu janji-janji dari Kades, yang katanya akan dibangun akses jalan menuju dusun. Bahkan beberapa kali pihak desa sudah mengukur akses jalan, namun tidak pernah terealisasi.
Disini kata H. Saleh Sahrawi, justru bantuan pembangunan rabat beton semen mendapat bantuan dari pihak luar.
“Beberapa ruas jalan rabat beton yang lokasinya diatas itu bantuan dari Dinas Pertanian Kabupaten Probolinggo, bukan dari desa pak,’’tegasnya.
Ketika wartawan beritaborneo.com akan melakukan klarifikasi kebenaran keterangan warga tersebut dengan mendatangi kantor desa setempat, namun tidak ada kades maupun perangkat desa lainnya, padahal masih jam kerja sekitar pukul 12.15 Wib. (Rachmat Effendi)