BANJARMASIN – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, mendapat banyak aspirasi pada saat reses, salah satunya banyak rumah warga belum memiliki tempat pembuangan kotoran rumah tangga atau Water Closet (WC) yang layak.
“Ini satu masalah yang kami dapat pada saat reses dengan masyarakat Kelurahan Karang Mekar, Banjarmasin Timur,” ujar Ketua DPRD Kota Banjarmasin H Harry Wijaya di Banjarmasin, Kamis (13/10/2022).
Bahkan dari data yang disampaikan Dewan Kelurahan di sana, kata Harry, ada sebanyak 216 rumah tanpa toilet atau WC yang layak.
Masalah kesehatan sanitasi ini, lanjut dia, harus jadi perhatian pemerintah kota, karena terkait juga dengan pencemaran lingkungan.
“Agar jangan ada lagi jamban atau toilet warga yang langsung nyemplung ke sungai,” katanya.
Apalagi sudah ada program pemerintah untuk menghapus jamban apung di daerah ini, demi melestarikan dan memperbaiki kualitas air sungai.
“Ini baru satu kelurahan, ada 52 kelurahan di kota ini yang permukiman penduduk di pinggiran sungai harus diperhatikan betul sarana sanitasinya, khususnya terkait fasilitas toilet warga yang layak dan memenuhi pengelolaan limbah yang baik,” tutur politisi tersebut.
Anggota DPRD Kota Banjarmasin Noorlatifah juga menyoroti banyaknya rumah warga di Kelurahan Karang Mekar yang belum memiliki toilet yang layak.
“Secepatnya ini harus ditangani, tidak bisa lewat APBD, bisa diupayakan lewat CSR dan lainnya,” kata Lala, sapaan akrabnya.
Menurut dia, zaman sekarang apalagi di daerah tengah kota sanitasi rumah warganya selayaknya sudah memenuhi kelayakan termasuk pengelolaan limbahnya.
“Jadi ini akan jadi atensi kita juga di dewan untuk dibahas dengan pemerintah kota,” ujar politisi tersebut.
Lurah Karang Mekar Banjarmasin Timur, Padeli Rakhman membenarkan, masih ada ratusan rumah warganya –menurut pendataan dari puskesmas dan RT setempat– yang belum memiliki toilet yang layak.
“Kebanyakan rumah warga yang di pinggiran sungai, toiletnya ada, tapi jatuhnya langsung ke sungai,” ujarnya.
Kebanyakan juga rumah itu berada di jalur hijau atau pinggiran sungai, hingga untuk program perbaikan dari pemerintah menjadi sulit.
“Tapi ada juga sudah program pembuatan toilet umum di daerah kami, mungkin seperti ini nanti di daerah yang banyak rumah warga belum memiliki toilet layak tersebut,” tuturnya. [] ANT-KS