RUSIA – Rusia mengancam bahwa satelit komersial dari AS dan sekutunya bisa menjadi target yang sah jika terlibat dalam perang di Ukraina. Hal tersebut disampaikan Wakil Direktur Departemen Non-proliferasi dan Pengendalian Senjata Kementerian Luar Negeri Rusia Konstantin Vorontsov dalam Komite Pertama Majelis Umum PBB.
Dilansir Reuters, Kamis (27/10/2022), Rusia memiliki kemampuan ofensif yang signifikan di ruang angkasa, layaknya AS dan China. Pada 2021, Rusia meluncurkan rudal anti satelit untuk menghancurkan salah satu satelitnya di ruang angkasa.
Vorontsov mengatakan bahwa AS dan sekutunya mencoba memanfaatkan ruang angkasa untuk memaksakan dominasi Barat. Dia menambahkan, penggunaan satelit-satelit dari Barat untuk membantu Ukraina dalam perang merupakan upaya yang sangat berbahaya.
Vorontsov menuturkan, satelit-satelit tersebut bisa menjadi target yang sah untuk serangan balasan. Dia berujar, penggunaan satelit oleh Barat untuk membantu Uktaina merupakan langkah yang provokatif. “Kita membicarakan keterlibatan komponen infratruktur sipil di ruang angkasa, termasuk komersial, oleh AS dan sekutunya untuk mempersenjatai konflik,” tutur Vorontsov.
Meski demikian, Vorontsov tidak secara spesifik menyebut satelit yang dimaksud. Di sisi lain, Elon Musk mengatakan awal bulan ini bahwa perusahaannya, SpaceX, akan terus melanjutkan layanan internet di Ukraina melalui satelit Starlink. Musk mengatakan, langkah tersebut dilanjutkan dengan alasan kebutuhan untuk berbuat baik. []