SAMARINDA – Empat pilar kebangsaan yakni Pancasila, Undang Undang Dasar 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan Bhenika Tunggal Ika sebagai konsensus kebangsaan, wajib dikenalkan kepada anak-anak muda milenial.
Hal itulah yang ditekankan anggota Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) Rusman Ya’qub saat menjadi narasumber Sosialisasikan Wawasan Kebangsaan (Sosbang) yang di selenggarakan Ruang Pertemuan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Medika Samarinda, Jalan Padat Karya, Kecamatan Samarinda Utara, Samarinda, Minggu (18/12/2022).
Peserta Sosbang merupakan murit dan dewan guru yang ada di SMK Medika Samarinda, hadir pula Dosen Universitas Mulawarman (Unmul) Samarinda Uni W Sagena, sebagai narasumber, serta kepala sekolah SMK Medika Samarinda.
Menurut wakil rakyat asal daerah pemilihan Kota Samarinda ini, dengan gencarnya Sosbang kepada pelajar harapannya agar anak-anak muda milenial ke depan memiliki wawasan kebangsaan secara implementasi. “Artinya generasi muda ke depan itu mencintai bangsanya sendiri dan mampu mengejawantahkan nilai-nilai wawasan kebangsaan itu dalam kehidupan sosial bermasyarakatnya, karena tidak ada gunanya kita berikan pengetahuan pemahaman tetapi dalam implementasinya tidak jalan,” papar Rusman Ya’qub.
Ia juga berharap, dengan sosialisasi ini, tidak sekedar bagaimana memberikan pengetahuan atau pemahaman tetapi juga bagaimana agar pengetahuan itu melahirkan sebuah sikap mental yang berbudi luhur dan melahirkan karakter yang sesuai dengan nilai hidup, misalnya hidup gotong-royong, kemudian saling menghormati, dan saling menghargai satu sama lain, serta tidak ada diskriminasi, saling menghargai nilai kemanusiaan dan lain sebagainya.
“Hal itu akan terimplementasi dalam kehidupan keseharian sosial masyarakat ini yang kita harapkan, tidak bisa dilihat langsung tapi butuh proses, paling tidak kita secara masif dan intensif lakukan sosialisasi Sosbang. Saya merasa yakin bahwa pada masa tertentu nanti kita akan menuai hasilnya dengan melahirkan karakter bangsa yang penuh dengan ke depan, melahirkan perilaku anak bangsa yang toleran, demokratis, dan humanis,” terang politisi dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ini.
Anggota legislatif kelahiran Barru, 11 Juni 1969 ini juga menyampaikan bahwa ke depan perilaku negatif seperti tawuran, kekerasan antar pelajar dan perilaku menyimpang lain dalam kehidupan sosial tidak terjadi, atau minimal dapat ditekan. “Ke depan tidak ada lagi perilaku-perilaku kekerasan dalam kehidupan sosial kita, kemudian di media sosial itu jadi lebih adem,” kata mantan aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) ini. []
Reporter: Guntur Riyadi | Penyunting: Hadi Purnomo