ADVETORIAL – Subsidi pupuk untuk pertanian mutlak masih diperlukan. Jika dicabut, dampaknya akan luas, termasuk bakal menurunkan produktivitas pertanian. Mahalnya pupuk di pasaran secara otomatis akan membuat petani mengurangi penggunaan pupuk dan pada akhirnya berdampak pada hasil panen.
Wacana pencabutan subsidi pupuk tersebut tentu saja ditolak banyak pihak, bukan saja para petani. Wakil rakyat dari ‘Gedung Karang Paci’ juga tak setuju pupuk subsidi dihilangkan. Bahkan dengan masih adanya pupuk bersubsidi saja, para petani masih sulit memperolehnya. Wakil rakyat sering mendapatkan keluhan itu.
Muhammad Samsun, Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) mengungkapkan pandangannya atas wacana dicabutnya subsidi pupuk. Meskipun masih ada jenis pupuk yang masih disubsidi, yakni Urea dan NPK, namun tetap saja itu berpotensi menimbulkan dampak.
Menurutnya, penghapusan tersebut akan membuat para petani sangat memberatkan para petani dalam memproduksi tanaman, termasuk bahan pokok pangan. “Saya menerima keluhan masyarakat Petani terkait pencabutan pupuk subsidi. Sejujurnya saya sangat tidak sependapat dengan pencabutan tersebut,” ungkap politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini.
Kepada awak media di sela-sela kunjungan kerjanya ke Desa Sidomulyo Kecamatan Anggana Kabupaten Kutai Kartanegara, Jumat (20/01/2023), Muhamamd Samsun menegaskan, jika subsidi pupuk harus tetap dilakukan guna kesejahteraan para petani dalam memproduksi hasil pertanian.
Menurut anggota legislatif dari daerah pemilihan Kabupaten Kutai Kartanegara ini, subsidi perlu diberikan secara merata, tidak boleh ada pengecualian pupuk yang disubsidi. “Tidak boleh ada pengecualian, apabila hal tersebut menyangkut kebutuhan pangan masyarakat,” tegas Samsun, sapaan pria kelahiran Jember, 18 Februari 1974.
Dengan berkurangnya jenis pupuk bersubsidi, para petani akan memutar otak untuk mengolah lahan produksinya. Efeknya, dapat dirasakan dengan harga hasil pertanian di pasaran yang melonjak tinggi akibat biaya pembelian pupuk yang sudah tak bersubsidi lagi. “Harga produksi yang naik berkali lipat membuat Petani mengurangi dosis pupuk, sehingga membuat produktivitas menurun, dan kalau produktivitas menurun apa tidak repot kita mengalami sejumlah kelangkaan bahan pokok,” terang Samsun.
Penulis: Heru Setyo Prayugo
Penyunting: Agus P. Sarjono