ADVETORIAL – Saat menggelar Sosialisasi Wawasan Kebangsaan (Sosbang) di Kelurahan Lok Bahu, Kecamatan Sungai Kunjang, Samarinda, Sabtu (21/01/2023) malam, Ananda Emira Moeis, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) meminta kepada warga yang hadir agar terus meningkatkan pemahaman dan pengamalan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
“Kami menyampaikan empat pilar kepada warga RT 12 Lok Bahu Samarinda, meliputi Pancasila, Undang Undang Dasar 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Bineka tunggal Ika yang merupakan satu kesatuan dalam mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur,” ungkap politisi dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) kepada awak media di akhir acara Sosbang.
Menurutnya, empat pilar kebangsaan tersebut lebih menitikberatkan pada konsep hidup berpancasila, sebab Pancasila sebagai dasar negara merupakan konsep yang telah disusun sedemikian rupa yang menjadi representasi warga negara dan tujuan dalam bernegara.
Wakil rakyat yang akrab disapa Ananda ini mengingatkan, bagaimana warga harus selalu memperkukuh Negara Kesatuan Republik Indonesia untuk senantiasa menjaga harkat dan martabat bangsa serta memupuk rasa cinta terhadap tanah air.
Ia mengaku merasa terhormat datang ke warga RT 12, jalan M. Said, Gang 10, Lok Bahu, karena warganya terlihat menjunjung tinggi gotong royong dan saling menjaga silaturahmi. “Dari sini tercermin nilai Pancasila, apalagi di momen memperingati hari ulang tahun Samarinda yang ke-355,” kata Ananda.
Dikemukakannya, pengamalan nilai Pancasila juga tergambar ketika melihat Ibu-ibu warga sekitar antusias menyediakan masakan dan syukuran untuk merayakan Hari Ulang Tahun Samarinda. Mereka juga selalu menjaga keamanan dan kenyamanan, khususnya untuk warga sekitar.
Ananda menyebut, poin penting dari empat pilar tersebut dilihat dari kehidupan masyarakat Indonesia yang sudah Pancasilais, tergambar dari keseharian kebiasaan masyarakat Indonesia, jadi sudah mengakar kebiasaan gotong royong, jadi bukan hanya sekadar teori, tapi penerapannya jauh lebih penting.
“Kita juga menengok implementasi Pancasila dari kebiasaan-kebiasaan masyarakat dalam bernegara, mereka senantiasa menjadikan pola hidup berpancasila, sebagai pondasi hidup warga, seperti contoh mempertahankan adat istiadat, gotong royong, saling membantu sesama tetangga, dan bermusyawarah dalam memutuskan sesuatu hal,” papar Ananda.
Ia menuturkan, selama pandemi warga mendapat pelajaran penting bahwa masyarakat Indonesia itu sudah bertahan karena hidup sudah berpancasila. Dalam artian ada warga yang kesusahan, mereka saling- bahu membahu menyumbang, saling mendoakan dan menguatkan satu sama lain.
Pancasila yang mengakar pada diri bangsa inilah yang bisa menangkal indikasi yang merongrong keruntuhan NKRI. Pada kebiasaan warga Indonesia, walau berbeda suku, agama, dan ras, yang namanya Bineka tunggal Ika yang dijinjing, maka tidak akan jatuh persatuan dan kesatuannya.
Penulis: Heru Setyo Prayugo
Penyunting: Agus P. Sarjono