ADV LIPSUS – Ario Bimo Nandito Ariotedjo adalah menteri termuda dalam jajaran Kabinet Indonesia Maju. Ia ditetapkan sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) di usia 32 tahun. Meskipun tak lagi disebut pemuda, namun jejak cemerlangnya tentu yang membuat Presiden Joko Widodo melirik untuk menjadikannya pembantunya di pemerintahan.
Generasi muda dengan track record prestasi yang cemerlang itu adalah salah satu harapan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Timur (Kaltim) sesuai dengan misi pertama dalam visi Berani untuk Kalimantan Timur yang Berdaulat, yakni berdaulat dalam pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berakhlak mulia dan berdaya saing, terutama perempuan, pemuda dan penyandang disabilitas.
Mewakili Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kaltim Agus Hari Kesuma, Kepala Bidang Pemberdayaan Pemuda Dispora Kaltim Bahri mengemukakan, pihaknya berupaya untuk terus meningkatkan kualitas SDM daerah, khusus bagi para pemuda dengan kriteria usia 16 hingga 30 tahun. Untuk pengembangan pemuda, mutlak diperlukan anggaran dan ia sangat yakin seluruh pemangku kepentingan di Kaltim mendukung. “Insya Allah kalau seluruh stakeholder mendukung dari segi anggaran,” ujar Bahri kepada media ini, Kamis (08/06/2023).
Anggaran tersebut, lanjut Bahri, dipergunakan untuk melaksanakan kegiatan pengembangan, termasuk dalam rangka mendukung perencanaan, pengendalian dan pengambilan keputusan manajemen. “Biar bagaimana hebatnya seseorang kalau tidak ditunjang dengan pembiayaan, bicara apa kabar (hanya konsep tanpa realisasi, red). Tapi kalau ada dukungan dana yang bagus, Insya Allah pembinaan itu berjalan dengan baik,” kata Bahri.
Selain dukungan pembiayaan, diperlukan sinergi antar semua pihak berkepentingan, mulai dari tingkat provinsi hingga ke tingkat kabupaten. Bukan saja pihak eksekutif, tetapi pihak legislatif, swasta dan perorangan di daerah juga harus ikut memberikan dukungan secara sinergis. “Selain kesepakatan berjalannya sebuah program kerja, diiringi dengan dukungan dari pemerintah provinsi dan pemerintah kota agar bersinergi satu kesatuan,” terang Bahri.
Ia berharap, pemuda di Kaltim memiliki prestasi tinggi, berpikir maju, sehingga dalam waktu lima hingga 10 tahun mendatang, mereka yang akan memimpin negeri ini di berbagai lini kehidupan. “Harapan saya besar dan tinggi. Bagaimana memajukan pemuda intinya di situlah siapa yang memegang kepemimpinan ini lima sampai 10 tahun yang akan datang,” ujar Bahri.
Pemuda saat ini, lanjut dia, sangat membutuhkan banyak pemahaman, termasuk bagaimana menjadi pemimpin yang baik. Di era digital dengan perkembangan ilmu pengetahuan yang sangat cepat, pemuda juga harus mendapatkan rangsangan pengetahuan sehingga kreativitasnya juga dapat berkembang cepat. “Pemuda sekarang kalau dari sekarang tidak diberi pemahaman, kepemimpinan dan sebagainya, termasuk teknologi informasi, mau jadi apa dalam lima hingga sepuluh tahun ke depan,” tutup Bahri. []
Penulis: Yulia Fatmawati Fauziah | Penyunting: Hadi Purnomo