ADV LIPSUS – Para pemuda di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) sebenarnya gandrung akan pengetahuan, selalu haus memperluas wawasan. Apa buktinya? Setiap kali Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kaltim menggelar kegiatan pemberdayaan dan pengembangan kepemudaan, pesertanya selalu banyak.
Mereka sangat antusias mengikuti kegiatan, bahkan tak sedikit yang kritis membuat pernyataan dan pertanyaan terkait materi-materi yang diberikan. Hal tersebut juga tampak saat Dispora Kaltim menggelar kegiatan Pembinaan Keimanan dan Ketakwaan (IMTAK) di Hotel Grand Jatra, Super Block, Jalan Jenderal Sudirman Nomor 47, Gunung Bahagia, Balikpapan Selatan, Selasa (13/06/2023).
Di antara para peserta bahkan ada yang mempertanyakan nasib sejumlah agama yang pernah tumbuh dan berkembang di Indonesia. Fransiska Pratiwi, pelajar Sekolah Menengah Atas (SMA) berseragam kaos batik Dispora ini menyinggung keberadaan 160 agama di Indonesia, termasuk Kapitayan, yang akhirnya hanya enam yang diakui di Indonesia.
“Apa bedanya agama dengan kepercayaan. Mengapa yang awalnya Indonesia memiliki 160 agama di masa dulu, termasuk Kapitayan, itu bisa dijadikan hanya enam kepercayaan yang diakui di Indonesia,” ujar Fransiska Pratiwi kepada para narasumber.
Menurut dia, materi yang diberikan sangat menarik dan bermanfaat. Meskipun di antara istilah yang disampaikan pemateri masih sulit dimengerti, perlu proses untuk dipahami, mengingat wawasan mereka masih terbatas anak seusia SMA.
“Bagus banget sih, materi-materinya juga sangat menarik dan bermanfaat. Walaupun memang ada beberapa diksi yang menurut saya masih ketinggian, jadi untuk mungkin teman-teman saya seusia saya yang masih SMA itu agak perlu proses untuk bisa memahami diksi tersebut,” kata Fransiska, sapaannya saat diwawancara usai kegiatan.
Lain lagi dengan Ahmad Ridho Rahmatullah, ia mengungkapkan betapa bermanfaatnya materi-materi yang diberikan saat digelar acara, karena dengan materi itu, wawasan peserta bertambah dan dapat memupuk sikap dan perilaku yang sadar kebangsaan dan toleran, sehingga kedamaian antar umat beragama dapat terwujud.
“Jadi ketika kita mengamalkan ilmu atau pendidikan agama itu sendiri, kita menjadi bisa menerapkan, dari kebangsaan, kemudian toleransi umat beragama, sehingga terciptanya kedamaian antar umat beragama,” ungkap Ahmad Ridho Rahmatullah kepada awak media.
Selain mereka berdua, ada sebanyak 98 pelajar lainnya yang turut serta dalam acara bertema “Menumbuhkan dan Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air Bagi Generasi Muda di Era Globalisasi”, mereka adalah pemuda dari kalangan pelajar di Balikpapan.
Menurut Bahri, Kepala Bidang Pemberdayaan Pemuda Dispora Kaltim, pihak Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) Kota Balikpapan yang memfasilitasi keterlibatan para pesertanya. Digelarnya kegiatan tersebut adalah berangkat dari pemahaman bahwa para pemuda perlu juga dibekali pengetahuan tentang keimanan dan ketakwaan.
Dispora Kaltim menggelar kegiatan serupa sudah sejak lama, dan terus dilaksanakan hingga tahun 2023 ini. Lokasinya pun bergantian, sebelumnya di Samarinda, Kutai Timur, dan sekarang di Balikpapan. “Jangan hanya jasmaninya sehat tapi perlu di keimanan agar mereka bisa menata etika dan budaya keimanan,” ujar Bahri saat diwawancara mendampingi Kepala Dispora Kaltim Agus Hari Kesuma. []
Penulis: Putri Aulia Maharani | Penyunting: Hadi Purnomo