KUTAI KARTANEGARA – Muhammad Syarif Bando, Kepala Perpustakaan Nasional (Perpusnas) hadir dan menjadi keynote speaker dalam acara Talk Show Peningkatan Indeks Literasi Masyarakat (PILM) dengan tema Literasi untuk Kesejahteraan Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) garapan Dinas Kearsipan dan Perpustakaan (Diarpus) Kukar bersama Pengurus Daerah GPMB Kukar berkolaborasi dengan Perpustakaan Nasional (Perpusnas) Republik Indonesia (RI), kegiatan ini berlangsung di Pendopo Odah Etam, Tenggarong, Sabtu (11/11/2023).
Dalam materi kunci yang disampaikan pada talk show itu, Syarif, sapaannya, mengatakan bahwa peningkatan Indeks Literasi bertujuan meningkatkan kesejahteraan dan melakukan upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia sejalan dengan prioritas pembangunan rencana pembangunan jangka menengah (RPJMN) 2020-2024. Menurutnya, dengan sumber daya manusia yang unggul, Indonesia akan mampu bersaing secara global.
Syarif menjelaskan, munculnya kemiskinan di dunia secara umum disebabkan oleh empat faktor. Hal tersebut adalah kurangnya penguasaan pengetahuan masyarakat, rendahnya kemampuan inovasi dan kreativitas, sulitnya akses permodalan, dan budaya kemalasan yang menular.
Dikatakannya, sumber daya manusia yang unggul adalah mereka yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, mempunyai kemampuan sangat kreatif dan inovatif untuk menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan pendapatan per kapita untuk mencapai kesejahteraan masyarakat.
“Dari mana datangnya inovasi? Tentu saja membaca. Sebab tanpa membaca tidak ada transfer teori dan praktik dari buku ke otak manusia Kehadiran perpustakaan di suatu negara merupakan salah satu cara untuk mencerdaskan kehidupan anak-anak bangsa,” kata Syarif.
Hal ini menempatkan perpustakaan sebagai episentrum ilmu pengetahuan dan pendidikan serta berperan penting dalam kemajuan masyarakat. Menurutnya, kecerdasan saja tidak cukup untuk membawa kesuksesan, tapi juga harus berbudaya.
“Contoh masyarakat di Eropa, mereka tidak hanya memiliki kualitas manusia yang cerdas, terampil dan berdaya saing, tetapi mereka juga beradab. Harus diingat bahwa faktor keberhasilan dimulai dari bagaimana kita menjadi orang yang terpelajar,” pungkas Syarif.