PARLEMENTARIA KALTIM – Rumah Sakit Islam (RSI) Samarinda yang merupakan salah satu rumah sakit legendaris di Kota Samarinda, telah beroperasi kembali pada November 2022 lalu. Namun hingga kini keberadaan rumah sakit tersebut belum mampu bersaing dengan rumah sakit swasta lainnya.
Untuk diketahui RSI yang bernaung di bawah Yayasan Rumah Sakit Islam (YARSI) dan terletak di Jalan Gurami No 18, Sungai Dama, Samarinda ini, sempat bergejolak tahun 2016. Hingga akhirnya berhenti beroperasi sejak 2017.
Pada November 2022, RSI memperoleh izin untuk kembali beroperasi meski harus dimulai dengan status rumah sakit tipe D. Sementara permasalahan lahan yang menjadi polemik, akhirnya mendapatkan solusi dengan sistem sewa lahan dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltim selama lima tahun
Menyikapi masih jalan ditempatnya RSI, Ketua Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) Nidya Listiyono mengatakan pihaknya sedang mencarikan dukungan dana sebagai biaya operasional dalam peningkatan kualitas peralatan medis dan renovasi gedung.
“Kita lagi cari investor untuk operasional peralatan yang baru. Kita harus update peralatannya. Sementara ruangan-ruangannya juga harus dibenahi agar rumah sakit itu bisa gerak,” ujar wakil rakyat dari daerah pemilihan Samarinda ini.
Politisi Partai Golongan Karya (Golkar) ini melanjutkan, meski Yarsi memiliki sejumlah aset berupa lahan namun tetap memilih untuk fokus mengoptimalkan fasilitas yang sebelumnya telah digunakan RSI yakni di Jalan Gurami, Sungai Dama, Samarinda. Namun jika memiliki dana lebih, pihak yayasan baru akan membangun di lahan sendiri.
“Untuk sementara lokasi tetap disitu (Jalan Gurami) nanti kalau sudah punya uang kita bangunkan yang lebih bagus,” kata Nidya, sapaan akrabnya kepada awak media di Angkringan Punakawan, Jalan Wijaya Kusuma XII, Air Hitam, Samarinda Ulu. Samarinda. Sabtu (02/12/2023).
Dia berharap, ada pihak swasta yang ingin menanamkan modalnya di dunia kesehatan dan dukungan dana dari Pemerintah Provinsi sehingga RSI yang merupakan salah satu rumah sakit tertua di Samarinda ini dapat menambah unit pelayanannya untuk membantu masyarakat memulihkan kesehatannya.
“Harapannya Pemerintah Provinsi bisa membantu dan investor swasta untuk membantu supaya bisa berjalan Rumah Sakit legendaris kita dan supaya bisa menerima kembali masyarakat kita yang sedang sakit,” tutup Nidya. (ADV/TMI/DPRD.PROV.KALTIM)