JAKARTA – Salah satu pejabat industri Amerika Serikat mengatakan insiden LATAM Airlines yang mendadak turun tajam terjadi kemungkinan karena kesalahan pramugari. Pejabat itu mendapat informasi soal bukti awal penyelidikan insiden LATAM Airlines. Menurut dia, pramugari mungkin tak sengaja menekan tombol di kursi pilot saat menyajikan makanan sehingga mendorong pilot dari posisinya.
Dugaan itu sejalan dengan pesan Boeing yang dikirim ke LATAM Airlines. Peringatan itu mencakup instruksi untuk memeriksa dan memelihara sakelar kursi Flight Deck (Kokpit). Boeing juga menyatakan mereka mengirimkan pemberitahuan layanan serupa ke LATAM pada 2017. “Kami merekomendasikan operator untuk melakukan inspeksi di kesempatan pemeliharaan berikutnya,” demikian menurut Boeing.
Mereka juga mengklaim telah mulai memberi tahu pilot terkait identifikasi potensi bahaya dengan tombol di bagian belakang kursi pilot. “Kokpit harus mengetahui betapa penting tak menggunakan tombol di bagian belakang atas kursi pilot ketika kursi sudah terisi,” lanjut Boeing.
LATAM Airlines menjadi sorotan usai mengalami turbulensi parah saat terbang dari Sydney, Australia menuju Auckland, Selandia Baru pada, 11 Maret 2024. Pesawat Boeing 783 itu mengalami guncangan hebat sekitar 45 detik. Di insiden itu, ada penumpang terpental sampai ke atap pesawat.
Pilot akhirnya bisa mengendalikan pesawat dan mendarat di bandara Auckland sesuai jadwal. Maskapai dan petugas kesehatan mengatakan sekitar 50 orang terluka dalam insiden tersebut. Dalam rilis resmi, LATAM Airlines mengakui terdapat masalah teknis selama penerbangan yang menyebabkan pergerakan kuat.
Mereka juga mengatakan sejumlah awak kabin dan penumpang terkena dampak insiden itu. Pesawat Boeing 783 itu mengalami guncangan hebat sekitar 45 detik. Di insiden itu, ada penumpang terpental sampai ke atap pesawat. Pilot akhirnya bisa mengendalikan pesawat dan mendarat di bandara Auckland sesuai jadwal.
“Latam menyesali ketidaknyamanan dan cedera yang mungkin ditimbulkan oleh situasi ini kepada penumpangnya, dan menegaskan kembali komitmennya terhadap keselamatan sebagai prioritas dalam kerangka standar operasionalnya,” demikian pernyataan mereka. Penyebab pesawat turbulensi parah hingga kini masih diselidiki, Senin (18/03/2024). []
Redaksi02