JAKARTA – Jerman tengah mempersiapkan diri dengan memperbarui dokumen Kerangka Arahan untuk Pertahanan Keseluruhan. Hal ini merupakan antisipasi Jerman jika terjadi konflik yang menimbulkan perang di Eropa tahun 2029 mendatang. Sebagaimana dilansir dari CNN Indonesia, dokumen setebal 67 halaman tersebut berisi transformasi lengkap kehidupan sehari-hari bagi warga negara Jerman jika terjadi perang. Rencana tersebut lengkap mulai dari wajib militer, penjatahan, dan stasiun kereta bawah tanah diubah menjadi bunker.
Menteri Dalam Negeri Jerman Nancy Faeser mengatakan negaranya perlu mempersenjatai diri dengan lebih baik dalam menghadapi agresi Rusia. “Agresi Rusia telah sepenuhnya mengubah situasi keamanan di Eropa – pertama dan terutama di antara mitra UE dan NATO timur kita seperti di Negara-negara Baltik, tetapi juga karena ancaman hibrida seperti serangan siber, spionase, dan disinformasi di sini,” ujar Faeser, Minggu (9/6/2024).
Faeser juga mengatakan Jerman juga mempersiapkan langkah perlindungan dari otoritas keamanan negara hingga perlindungan warga sipil.”Selain semua langkah perlindungan dari otoritas keamanan kita dan pencegahan serta pertahanan militer, oleh karena itu kita juga harus lebih memperkuat perlindungan sipil,” tambahnya.
Rencana masa perang Jerman yang diperbarui muncul saat Presiden Rusia Vladimir Putin mengungkapkan ancaman keamanan berkelanjutan bagi Eropa. Perangnya di Ukraina telah memasuki tahun kedua, tanpa akhir yang pasti dan kekhawatiran bahwa konflik tersebut dapat meluas menjadi perang yang lebih luas yang melibatkan NATO.
Di lain sisi, Menteri Pertahanan Jerman Pistorius dikutip oleh surat kabar Der Spiegel mengatakan bahwa Jerman harus siap berperang pada tahun 2029.”Kita tidak boleh percaya bahwa Putin akan berhenti di perbatasan Ukraina saat dia sudah sejauh itu,” ujar Pistorius, Rabu (5/6/2024).
Lebih detail, persiapan Jerman jika masa perang terjadi, wajib militer ke dalam tentara akan diberlakukan kembali dan pekerja terampil berusia di atas 18 tahun dapat diminta untuk bekerja di pekerjaan tertentu termasuk di toko roti dan kantor pos – serta dicegah untuk berhenti dari pekerjaan mereka. Dokter, psikolog, perawat, dan dokter hewan juga dapat ditugaskan kembali dalam peran militer dan layanan sipil.
Jerman juga akan memberlakukan sistem penjatahan. Jika persediaan makanan menipis, pemerintah akan menimbun makanan untuk menyediakan warga negara dengan “satu makanan hangat sehari” untuk jangka waktu yang tidak disebutkan, menurut dokumen tersebut. Cadangan federal akan mencakup makanan seperti beras, kacang-kacangan, dan susu kental manis.
Sumber daya utama lainnya seperti bensin dan minyak juga dapat dijatah dengan kupon jika kelangkaan terjadi.Dokumen tersebut juga menguraikan langkah-langkah perlindungan sipil termasuk mengubah stasiun bawah tanah menjadi bunker darurat dan mempersiapkan rumah sakit untuk masuknya pasien. Dokumen ‘rencana darurat’ Jerman juga memperingatkan bahwa rumah sakit di Jerman harus bersiap untuk merawat sejumlah besar pasien dalam jangka waktu yang lama.
Ditambahkan pula bahwa, jika perang terjadi, penduduk Jerman tidak dapat mengandalkan bantuan yang diberikan pemerintah, hal itu lantaran kemungkinan adanya kerusakan terjadi secara serentak di sejumlah besar lokasi.Oleh karena itu, dikatakan bahwa warga sipil harus siap untuk membantu diri mereka sendiri terlebih dahulu, serta memberikan bantuan kepada tetangga jika memungkinkan.
Adapun, media siaran dan digital Jerman akan diwajibkan oleh hukum untuk segera membagikan informasi penting dari pemerintah. Sebagai lembaga penyiaran negara Jerman, Deutsche Welle secara hukum berkewajiban untuk memberikan informasi kepada pemerintah mengenai waktu penyiaran untuk pengumuman undang-undang, peraturan, dan pembaruan baru.
Dokumen itu juga menyatakan bahwa pihak berwenang akan memiliki kewenangan untuk mengevakuasi warga sipil ke daerah tertentu meskipun keluarga tidak boleh dipisahkan.Sementara layanan cuaca Jerman diperkirakan akan terus beroperasi bahkan dalam keadaan darurat, pihak berwenang dapat melarang atau membatasi publikasi prakiraan cuaca. Pada hari Rabu lalu, Menteri Pertahanan Jerman Pistorius seperti dikutip oleh surat kabar Der Spiegel mengatakan: “Kita harus siap berperang pada tahun 2029.”
“Kita tidak boleh percaya bahwa Putin akan berhenti di perbatasan Ukraina ketika ia sudah bertindak sejauh itu,” tambahnya. Demikian pula, suara-suara dari dalam pemerintahan Inggris telah menyatakan perlunya kesiapan perang. Mantan Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallace pada bulan Februari menyatakan bahwa “perang akan terjadi” di Inggris pada akhir dekade ini, dan dia menyerukan investasi yang lebih besar di bidang pertahanan.
Dalam beberapa minggu terakhir, Rusia telah mengeluarkan beberapa peringatan paling keras kepada negara-negara Barat, mengingat beberapa sekutu Ukraina memberikan izin kepada Kyiv untuk menggunakan senjata mereka untuk menyerang sasaran terbatas di dalam wilayah Rusia. Putin beberapa waktu lalu menggambarkan penyediaan persenjataan Barat sebagai “langkah yang sangat serius dan berbahaya,” yang menurutnya dapat mengakibatkan Moskow mempersenjatai musuh-musuhnya. []
Putri Aulia Maharani