WASHINGTON – Hizbullah sebelumnya meluncurkan lebih dari 200 roket ke Israel utara, sebagai pembalasan atas pembunuhan komandan tertinggi kelompok pejuang Lebanon, Sebagaimana dilansir dari Sindonews, Taleb Sami Abdullah, oleh negara penjajah itu. AS sedang “berusaha keras” untuk mencegah konflik besar-besaran antara Israel dan kelompok Hizbullah Lebanon, menurut Axios, mengutip pejabat Amerika yang tidak disebutkan namanya.
Pemerintahan Presiden AS Joe Biden sangat prihatin dengan skenario di mana ketegangan bilateral saat ini meningkat menjadi “perang habis-habisan.” Gedung Putih juga khawatir dengan kemungkinan Israel dapat memulai atau terlibat dalam perang dengan Hizbullah “tanpa strategi yang jelas atau pertimbangan mengenai implikasi penuh dari konflik yang lebih luas.” Dalam beberapa pekan terakhir, Washington dilaporkan memperingatkan Israel terhadap gagasan “perang terbatas” di Lebanon, dan memperingatkan Iran dapat melakukan intervensi.
Tim Biden sedang mencoba mengatasi pertempuran antara Israel dan Hizbullah sambil berupaya mencapai kesepakatan gencatan senjata di Gaza, yang dianggap AS sebagai satu-satunya tindakan untuk meredakan ketegangan di perbatasan Israel-Lebanon. Hizbullah, sementara itu, telah berjanji mengintensifkan serangannya di sepanjang perbatasan untuk membalas pembunuhan Israel terhadap komandan militer utama kelompok tersebut, Taleb Sami Abdullah. Pejuang Hizbullah menembakkan ratusan roket ke Israel utara pada Rabu (12/6/2024), beberapa jam setelah Abdullah terbunuh dalam serangan udara Israel.
Sebagai sekutu kelompok pejuang Palestina Hamas, Hizbullah hampir setiap hari terlibat baku tembak dengan Israel sejak dimulainya perang Gaza pada 7 Oktober. Hizbullah mengatakan mereka hanya akan berhenti jika ada gencatan senjata di Gaza. Hizbullah dan Israel terlibat perang besar terakhir mereka pada bulan Juli-Agustus 2006, di mana kelompok Lebanon kehilangan sekitar 250 orang sementara membunuh 121 prajurit Israel dan melukai lebih dari 1.200 orang lainnya. Kekuatan Hizbullah tak bisa diremehkan Israel. Saat ini pejuang Lebanon itu memiliki rudal dan drone yang lebih canggih dibandingkan sebelumnya. []
Putri Aulia Maharani