NATO Kirim Jet Tempur F-16 ke Ukraina saat Pasukan Putin Semakin Agresif

NATO Kirim Jet Tempur F-16 ke Ukraina saat Pasukan Putin Semakin Agresif

JAKARTA – Pada pertemuan puncak peringatan 75 tahun NATO di Washington, para sekutu aliansi ini mengumumkan pengiriman jet tempur F-16 ke Ukraina. Langkah ini merupakan bagian dari janji untuk mendukung Kyiv dalam menghadapi agresi Rusia dan memperkuat peluang keanggotaan Ukraina di NATO. Sebagaimana dilansir dari CNBC Indonesia, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden, yang menjadi tuan rumah pertemuan ini, berusaha menggalang dukungan Barat sekaligus meyakinkan pemilih domestik tentang kapasitasnya menjelang pemilihan presiden mendatang.

Pertemuan ini juga bertujuan untuk menjawab keraguan publik tentang kesiapannya memimpin di usia 81 tahun, enam tahun lebih tua dari NATO itu sendiri. Biden menyambut 31 pemimpin negara anggota NATO satu per satu dan menekankan perlunya mengikuti laju produksi militer Rusia yang meningkat sejak invasi Ukraina dua tahun lalu.

“Kita bisa dan akan mempertahankan setiap inci wilayah NATO, dan kita akan melakukannya bersama-sama,” kata Biden kepada Dewan Atlantik Utara, badan pengambil keputusan NATO, dilansir AFP, Kamis (11/7/2024). Dalam kesempatan tersebut, Biden mengumumkan bahwa Denmark dan Belanda telah mulai mengirimkan jet tempur F-16 buatan AS ke Ukraina. Ini merupakan pemenuhan janji yang dibuat tahun lalu kepada Kyiv yang berjuang keras untuk mengimbangi kekuatan udara Rusia.

Selain itu, Biden juga mengumumkan pengiriman sistem pertahanan udara baru untuk Ukraina dan penempatan rudal jarak jauh di Jerman secara berkala. Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menyatakan bahwa pengiriman F-16 ini akan membuat Presiden Rusia Vladimir Putin berpikir dua kali karena kerusakan yang terus berlanjut pada Rusia dan kepentingannya akan semakin dalam.

Namun, Donald Trump, yang saat ini unggul dalam beberapa jajak pendapat melawan Biden, mengusulkan penyelesaian damai cepat dengan memaksa Ukraina menyerahkan wilayahnya kepada Rusia. Trump, yang selama ini skeptis terhadap NATO, sering kali menganggap aliansi ini sebagai beban yang tidak adil bagi Amerika Serikat. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, yang diundang ke pertemuan puncak, menyampaikan rasa terima kasihnya atas pengiriman F-16 dan menulis di media sosial bahwa pesawat baru ini akan mendekatkan perdamaian yang adil dan abadi.

Pertemuan puncak ini juga bertujuan untuk mengurangi ketergantungan pada Amerika Serikat dengan memberikan peran lebih besar kepada NATO dalam mengoordinasikan pengiriman senjata ke Ukraina. Para pemimpin NATO berjanji untuk memberikan bantuan militer sebesar 40 miliar euro kepada Ukraina dalam setahun mendatang, sebagai bagian dari upaya meningkatkan prediktabilitas setelah bantuan AS tertahan beberapa bulan oleh Kongres.

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg menegaskan bahwa NATO ingin mengakhiri perang ini dengan kemenangan Ukraina, bukan kekalahan. “Cara tercepat untuk mengakhiri perang adalah dengan kalah dalam perang,” katanya kepada wartawan. Sementara itu, Trump dan para ajudannya mengusulkan pemberian bantuan kepada Ukraina dengan syarat Kyiv mau bernegosiasi dan menekankan bahwa China, bukan Rusia, adalah ancaman yang lebih besar bagi kepentingan AS. Pernyataan para pemimpin NATO juga menyuarakan kekhawatiran mendalam atas dukungan industri China terhadap Rusia.

Biden juga mengundang empat mitra utama Pasifik-Jepang, Korea Selatan, Australia, dan Selandia Baru-untuk memperkuat peran NATO di Asia. Pertemuan puncak ini juga memperkuat janji kepada Ukraina dengan menyatakan bahwa negara ini berada di “jalur tak terbendung menuju integrasi penuh Euro-Atlantik, termasuk keanggotaan NATO”.

Meski Ukraina telah berusaha selama bertahun-tahun untuk menjadi anggota NATO, kekhawatiran akan risiko perang langsung dengan Rusia yang bersenjata nuklir masih membayangi. Presiden Alexander Stubb dari Finlandia-yang bersama Swedia bergabung dengan NATO setelah invasi Rusia ke Ukraina-memuji bahasa yang digunakan dalam pertemuan ini sebagai pesan kepada Putin bahwa ia gagal dalam tujuannya untuk mendorong mundur aliansi tersebut.

Perdana Menteri Inggris Keir Starmer, yang baru saja memenangkan pemilu, berjanji kepada Zelensky bahwa Inggris bersatu dalam mendukung Ukraina, berbeda dengan situasi di AS. Starmer menyatakan bahwa ia tidak keberatan jika Ukraina menggunakan rudal Inggris untuk menyerang wilayah Rusia, yang menuai teguran dari Moskow. Pertemuan puncak ini, kata Starmer kepada wartawan, menunjukkan kepada Putin bahwa NATO sekarang lebih besar dan lebih bersatu dari sebelumnya, serta sangat jelas tentang ancaman agresi Rusia.[]

Putri Aulia Maharani

Headlines Nasional