JAKARTA – Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan bahwa serangan negaranya di wilayah Kursk, Rusia, menunjukkan bahwa ancaman balasan dari Kremlin hanyalah gertakan. Sebagaimana dilansir dari CNBC Indonesia, Ia juga mendesak sekutu Kyiv untuk melonggarkan pembatasan penggunaan senjata yang dipasok dari luar negeri.
Zelensky menyebut bahwa pasukan Ukraina kini menguasai lebih dari 1.250 kilometer persegi dan 92 pemukiman di wilayah Kursk. Sementara itu, Rusia melaporkan bahwa Ukraina telah menghantam jembatan ketiga di wilayah tersebut, memperumit upaya Rusia untuk menahan serangan Ukraina.
Serangan kejutan Ukraina terhadap wilayah Rusia dimulai pada 6 Agustus, menjadi invasi terbesar ke Rusia sejak Perang Dunia II. Operasi ini, menurut Kyiv, bertujuan untuk menciptakan zona penyangga dan melemahkan mesin perang Rusia.
Berbicara di hadapan para diplomat Ukraina, Zelensky menyoroti sekutu-sekutu yang telah memasok senjata jarak jauh tetapi melarang Kyiv menggunakan senjata tersebut di dalam wilayah Rusia, karena takut melanggar “garis merah” yang ditetapkan oleh Presiden Rusia Vladimir Putin.
“Kita sedang menyaksikan perubahan ideologis yang signifikan – konsep naif dan ilusi mengenai garis merah Rusia, yang mendominasi penilaian perang oleh beberapa mitra, telah runtuh dalam beberapa hari ini,” kata Zelensky, dilansir Reuters, Selasa (20/8/2024).
Ia menegaskan bahwa karena pembatasan dari sekutu, Ukraina tidak dapat menggunakan senjata yang dimilikinya untuk menyerang beberapa target militer Rusia. Zelensky mendesak sekutu untuk lebih berani dalam keputusan mereka untuk membantu Kyiv dalam perang ini.
“Dunia melihat bahwa semua dalam perang ini hanya bergantung pada keberanian – keberanian kita, keberanian mitra kita. Pada keputusan berani untuk Ukraina, pada keberanian dalam mendukung Ukraina,” ujarnya.
Militer Ukraina melaporkan bahwa pasukannya telah terlibat dalam 63 pertempuran pada hari Senin melawan pasukan Rusia di front Pokrovsk, dan diperkirakan wilayah tersebut akan tetap menjadi fokus serangan Rusia.
Sementara itu, Rusia melaporkan bahwa jembatan ketiga telah dihantam dan rusak di Sungai Seym yang melintasi wilayah Kursk, yang berbatasan dengan timur laut Ukraina. Analis militer mengatakan jembatan-jembatan tersebut merupakan bagian dari jalur suplai penting bagi pasukan Rusia yang mempertahankan wilayah tersebut.
Zelensky pada Minggu mengatakan bahwa pasukannya melancarkan “tindakan kontraofensif maksimum” yang bertujuan menciptakan zona penyangga dan merusak potensi militer Moskow. Lebih dari 121.000 orang telah dievakuasi dari sembilan distrik perbatasan di wilayah Kursk, menurut kementerian darurat Rusia.
Sementara itu, pembantu presiden Rusia, Yuri Ushakov, mengatakan Moskow tidak siap untuk mengadakan pembicaraan damai dengan Ukraina untuk saat ini, mengingat serangan di Kursk. Ukraina sendiri telah menuntut penarikan penuh pasukan Rusia dari wilayahnya sebelum bersedia duduk untuk pembicaraan.
Di sisi lain, Ukraina juga menghadapi pertempuran sengit di dekat Pokrovsk, pusat transportasi bagi pasukan Ukraina. Pasukan Rusia kini berada sekitar 10 km dari pinggiran kota tersebut, menurut kepala administrasi militer setempat, Serhiy Dobriak.
Perang yang telah menewaskan puluhan ribu orang dan menghancurkan kota-kota di seluruh Ukraina ini masih belum menunjukkan tanda-tanda mereda. Ukraina khawatir dukungan dari sekutu-sekutunya dapat berkurang seiring dengan berjalannya perang. []
Putri Aulia Maharani