China Hadapi Tantangan, Bank Sentral Berikan Sinyal Terendah dalam Sejarah

China Hadapi Tantangan, Bank Sentral Berikan Sinyal Terendah dalam Sejarah

JAKARTA – Bank sentral China, People’s Bank of China (PBOC), memangkas suku bunga acuan untuk mendongkrak ekonomi. Bahkan ke posisi terendah dalam sejarah negeri itu.

Sebagaimana dilansir dari CNBC Indonesia, Suku Bunga Dasar Pinjaman (LPR) satu tahun, yang merupakan dasar yang ditawarkan pemberi pinjaman kepada bisnis dan rumah tangga, dipangkas dari sebelumnya 3,35% menjadi 3,1%. LPR lima tahun, patokan untuk pinjaman hipotek, dipangkas dari sebelumnya 3,85% menjadi 3,6%.

Kedua suku bunga tersebut terakhir kali diturunkan pada bulan Juli lalu. Hal ini merupakan langkah terbaru Beijing guna mendongkrak belanja yang lesu dan menghidupkan kembali ekonomi terbesar kedua di dunia.

Perlu diketahui, pemangkasan tersebut terjadi hanya beberapa hari setelah negara itu membukukan pertumbuhan kuartalan paling lambat dalam satu setengah tahun, 4,6% di kuartal ketiga (Q3) 2024. Ini menggarisbawahi kesulitan ekonomi makin mendalam di negara itu di tengah target pertumbuhan ekonomi 5% di 2024.

Sebelumnya kepala PBOC Pan Gongsheng telah mengatakan bahwa otoritas sedang mempertimbangkan pemangkasan suku bunga Jumat. Pengeluaran yang lesu selama berbulan-bulan telah menimbulkan kekhawatiran bahwa China akan kembali mengalami deflasi setelah mengakhiri penurunan harga selama berbulan-bulan awal tahun ini.

Sementara itu, Presiden dan Kepala Ekonom Pinpoint Asset Management, Zhang Zhiwei, mengatakan pemotongan suku bunga hari Senin adalah tanda yang menggembirakan. Terlihat kebijakan PBOC mulai bergeser dari sebelumnya.

“Kebijakan moneter telah jelas bergeser ke posisi yang lebih mendukung sejak konferensi pers pada tanggal 24 September. Suku bunga riil di China terlalu tinggi,” katanya.[]

Putri Aulia Maharani

Headlines Internasional