JAKARTA – Calon presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, membuat gebrakan baru dalam kampanyenya. Sebagaimana dilansir dari CNBC Indonesia, Ia mengkalim sudah mendapatkan dukungan dari kaum Muslim di Negeri Paman Sam itu.
Melansir CNN International, dalam kampanye di Michigan pada Sabtu (26/10/2024), Trump mengundang beberapa pemimpin Muslim ke atas panggung bersamanya. Ini terjadi saat ia mendekati pemilih Arab Amerika dan Muslim yang kecewa atau marah atas kebijakan AS terhadap Israel dan Gaza saat ini.
“Mereka dapat mengubah pemilihan ke satu arah atau yang lain,” kata Trump di pinggiran kota Detroit, Novi, yang terletak sekitar setengah jam dari Dearborn, yang tahun lalu menjadi kota mayoritas Arab pertama di AS.
Dalam pidatonya, Trump bilang sudah mengadakan pertemuan sebelumnya dengan para pemimpin Muslim, termasuk Imam Belal Alzuhairi, yang menggambarkan Trump sebagai kandidat “perdamaian”.
“Kami, sebagai Muslim, mendukung Presiden Trump karena ia menjanjikan perdamaian – ia menjanjikan perdamaian, bukan perang,” kata Alzuhairi. “Kami mendukung Donald Trump karena ia berjanji untuk mengakhiri perang di Timur Tengah dan Ukraina.”
Trump pada rapat umum pada Sabtu mengklaim bahwa “Orang Yahudi, Katolik, evangelis, Mormon, Muslim bergabung dengan kami dalam jumlah yang lebih besar daripada sebelumnya dan sekarang hal yang paling menakjubkan sedang terjadi.”
“Para pemilih Muslim dan Arab di Michigan dan di seluruh negeri menginginkan penghentian perang yang tak berujung dan kembalinya perdamaian di Timur Tengah. Hanya itu yang mereka inginkan,” kata Trump.
Dalam hal ini, bahkan Trump mengkritik perang Israel di Gaza atas dasar hubungan masyarakat, dengan mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan militernya perlu “menyelesaikannya dengan cepat.”
Ia juga mengecam Presiden Joe Biden dan Wakil Presiden Kamala Harris karena tidak cukup mendukung Israel, meskipun pemerintahan saat ini dan kampanye Harris sebagian besar menolak untuk mengkritik Israel atau mempertimbangkan untuk menghentikan pengiriman senjata ke negara itu.
Dalam wawancara dengan pembawa acara radio konservatif Hugh Hewitt pada peringatan pertama serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, di dalam Israel, Trump merenungkan prospek real estat di Gaza yang terkepung, rumah bagi sekitar 2 juta warga Palestina.
“Anda tahu, sebagai pengembang, itu bisa menjadi tempat yang paling indah – cuacanya, airnya, semuanya, iklimnya,” kata Trump. “Itu bisa sangat indah.”
Selama bulan pertamanya sebagai presiden, pada tahun 2017, Trump mengeluarkan perintah eksekutif yang melarang masuk selama 90 hari bagi warga negara dari tujuh negara mayoritas Muslim: Irak, Suriah, Iran, Libya, Somalia, Sudan, dan Yaman.
Perintah tersebut melarang pengungsi Suriah tanpa batas waktu dan memblokir semua pengungsi untuk memasuki AS selama empat bulan. Namun Biden mencabut perintah tersebut pada tahun 2021 segera setelah dilantik.
Namun, tim kampanye Trump dan sekutunya telah berupaya memanfaatkan kemarahan warga Arab Amerika dan Muslim atas dukungan AS yang berkelanjutan terhadap kampanye militer Israel di Gaza dan Lebanon, dengan mengkritik Harris dan Biden.
Trump sering mempertanyakan mengapa orang Amerika Yahudi mempertimbangkan untuk memilih Harris, berulang kali mengatakan bahwa orang Demokrat Yahudi “harus diperiksa kepalanya.” Pada sebuah acara pada September yang disebut sebagai penentangan terhadap antisemitisme, ia bahkan memperingatkan bahwa “orang-orang Yahudi akan banyak berperan” dalam potensi kekalahannya pada November.
Harris, yang menyerukan gencatan senjata di Gaza dan mengatakan bahwa ia mendukung solusi dua negara di wilayah tersebut, telah mendapat kecaman lebih keras dari para aktivis pro-Palestina dan antiperang.[]
Putri Aulia Maharani