JAKARTA – Kekerasan masih terus terjadi di Arab. Serangan masih terus dilancarkan Israel ke Gaza dan Lebanon, sementara pembalasan masih dilakukan Hizbullah dan sejumlah proksi perlawanan di Timur Tengah. Sebagaimana dilansir dari CNBC Indonesia, Akhir pekan lalu, Hizbullah terus menggempur Israel di tengah serangan rudal pemerintah Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu ke Beirut, Lebanon. Sabtu, kelompok bersenjata itu menembakkan 80 roket lebih ke wilayah utara Israel.
Di sisi lain, sumber keamanan Lebanon mengatakan juru bicara Hizbullah, Mohammed Afif tewas dalam serangan Israel hari Minggu, di pusat kota Beirut. Sementara itu, analisis terbaru mengatakan bahwa perang Israel sebentar lagi bisa melebar ke negara baru yakni Irak.
Berikut rangkuman CNBC Indonesia, Senin (18/11/2024).
1.Hizbullah Tembak 80 Roket ke Israel
Hizbullah masih terus melakukan perlawanan ke Israel. Akhir pekan lalu, serangan roket besar-besaran kembali dilakukan. “Hingga pukul 23.30, sekitar 80 proyektil yang ditembakkan oleh Hizbullah,” kata militer Israel, dikutip dari AFP.
“Serangan menyeberang dari Lebanon ke Israel hari ini,” tambahnya. Salah satu serangan dilaporkan menembus kota Haifa. Ini juga menghantam sinagoge (rumah ibadah Yahud) dan menewaskan dua orang.
Mengutip laman Yahudi, JFeed, sinagoge yang dihantam roket berada di wilayah Carmel. Sebuah mobil terbakar dan pemedaman listrik dilakukan di sekitarnya,
“Beberapa orang mengalami luka ringan dan yang lainnya menderita syok,” tulis laporan itu.
“Serangan merupakan insiden kedua di wilayah Haifa hari ini, yang terjadi di tengah meningkatnya ketegangan di sepanjang perbatasan Lebanon,” tambahnya.
Sebelumnya Jumat, Hizbullah juga menyerang wilayah Nahariya. Saluran 12 melaporkan bagaimana pasokan listrik area itu terganggu karena serangan pesawat nirawak (drone) yang dilakukan Hizbullah.
“Pesawat nirawak itu dicegat oleh Angkatan Udara dan beberapa bagiannya mengenai sebuah gedung saat jatuh,” bunyi pemberitaan media tersebut.
Saat serangan terjadi Israel membunyikan sirene di Nahariya. Tak hanya area itu, wilayah Galilea Barat juga mengalami serangan yang sama, di mana Al-Jazeera melaporkan ada sedikitnya sepuluh roket ditembakkan dari Lebanon.
“Sirene juga bergema di beberapa lokasi di utara, termasuk Betzet, Rosh HaNikra, Lehman, Gesher HaZiv, Zona Industri Milouot Utara, Pantai Betzet, dan Sa’ar,” tambah laporan itu lagi.
2.Gerakan Perlawanan Islam Irak Ikut Serang Israel
Sementara itu, akhir pekan, Gerakan Perlawanan Islam Irak juga melaporkan serangan ke Israel. Mereka mengklaim menembakkan drone yang berhasil menghantam target vital di Eliat, wilayah pendudukan Israel. Namun sayangnya tak ada detail lokasi dan dampak yang dikonfirmasi. Pihak Israel juga tidak memberikan klarifikasi.
3.Israel Bunuh Juru Bicara Hizbullah
Israel dilaporkan membunuh juru bicara Hizbullah Mohammed Afif. Sumber keamanan Lebanon mengatakan, ia tewas dalam serangan di Beirut, Minggu.
“Serangan di Ras al-Nabaa menewaskan pejabat hubungan media Hizbullah Mohammed Afif,” kata sumber itu meminta identitasnya dirahasiakan, mengutip AFP.
Hal ini kemudian dikonfirmasi sekretaris jenderal cabang Partai Baath Ali Hijazi, yang terafiliasi dengan Hizbullah. Ia membenarkan Afif tewas saat sebuah roket menghantam gedung partai itu di Beirut. Militer Israel menolak berkomentar. Afif sendiri adalah bagian dari lingkaran dalam Kepala Hizbullah Hassan Nasrallah yang telah lama menjabat, yang tewas dalam serangan Israel pada September.
Selama bertahun-tahun, Afif bertanggung jawab atas hubungan media Hizbullah. Ia memberikan informasi kepada jurnalis lokal dan asing, sering kali dengan kedok anonimitas. Kantor berita NNA mengatakan serangan oleh “pesawat musuh” itu menyebabkan “kerusakan besar”. Dikatakan salah satu penghuni gedung lain telah menerima panggilan peringatan yang mendesak evakuasi tetapi tidak ditanggapi dengan serius.
4.Israel Kecam PBB
Israel mengecam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Negeri Zionis menyebut laporan PBB yang menyebutkan bahwa perangnya di Gaza memiliki karakteristik genosida adalah “rekayasa anti-Israel”.
“PBB memecahkan rekornya sendiri dalam hal laporan yang bias, yang menunjuk Israel dan rekayasa anti-Israel,” klaim kementerian luar negeri Israel Sabtu malam. Kementerian itu pun menyebut PBB melakukan klaim palsu. Bahkan Israel menyebut PBB telah digunakan teroris.
“Laporan… tersebut merupakan contoh yang mengerikan dari transformasi PBB menjadi organisasi yang digunakan sebagai pion oleh teroris yang menyerang warga sipil di negara demokrasi,” katanya dalam sebuah pernyataan yang dibagikan oleh juru bicara Oren Marmorstein di X. Sebelumnya, komite khusus PBB mengatakan dalam sebuah laporan bahwa Israel sengaja menyebabkan kematian, kelaparan, dan cedera serius di Jalur Gaza. Laporan juga menegaskan Israel telah menggunakan kelaparan sebagai metode perang.
“Melalui pengepungannya di Gaza- penghalangan bantuan kemanusiaan, di samping serangan yang ditargetkan dan pembunuhan warga sipil dan pekerja bantuan- meskipun PBB telah mengajukan banding berulang kali, perintah yang mengikat dari Mahkamah Internasional dan resolusi Dewan Keamanan, Israel dengan sengaja menyebabkan kematian, kelaparan dan cedera serius,” bunyi laporan tersebut.
Namun Israek mengatakan “kegiatannya diarahkan semata-mata untuk membongkar kemampuan teror Hamas”. Amerika Serikat (AS), pendukung terbesar Israel, juga menolak tuduhan komite PBB dan mengatakannya “tidak berdasar”.
5.Paus Fransiskus Desak Penyelidikan Genosida Gaza
Paus Fransiskus untuk pertama kalinya menanggapi klaim “genosida” Israel yang sedang berlangsung terhadap warga Palestina di Gaza. Ini diutarakannya dalam sebuah buku yang akan segera terbit, mendesak penyelidikan lebih lanjut mengenai apakah tindakan Israel memenuhi definisi tersebut.
Mengutip AFP, buku itu berjudul “Harapan Tidak Pernah Mengecewakan. Peziarah Menuju Dunia yang Lebih Baik”. Ini menjadi intervensi terbarunya terhadap perang yang telah berlangsung lebih dari setahun yang dipicu, sejak Oktober 2023.
“Menurut beberapa ahli, apa yang terjadi di Gaza memiliki karakteristik genosida,” tulis Paus dalam kutipan yang diterbitkan pada hari Minggu di harian Italia, La Stampa.
“Hal ini harus dipelajari dengan saksama untuk menentukan apakah (situasi) sesuai dengan definisi teknis yang dirumuskan oleh para ahli hukum dan organisasi internasional,” tegasnya.
Paus asal Argentina itu sering menyesalkan banyaknya korban operasi Israel di Gaza. Namun seruannya untuk penyelidikan menandai pertama kalinya ia secara terbuka menggunakan istilah genosida dalam peperangan itu.
6.Serangan Terbaru Israel di Gaza
Serangan terbaru Israel menewaskan puluhan orang di Gaza, Minggu. Sebagian besar dari mereka berada di Gaza utara tempat PBB dan pihak lain mengecam kondisi kemanusiaan yang buruk. Badan pertahanan sipil Gaza mengatakan 34 orang tewas termasuk anak-anak, dan puluhan orang hilang. Ini setelah serangan udara Israel menghantam sebuah gedung hunian berlantai lima di Beit Lahia.
“Mereka membombardir rumah-rumah dan menghancurkan Beit Lahia sepenuhnya,” kata seorang warga, Omar Abdel Aaal, dikutip AFP.
“Peluang untuk menyelamatkan lebih banyak korban luka semakin berkurang karena penembakan terus-menerus dan penembakan artileri,” tambah juru bicara pertahanan sipil Mahmud Bassal kepada AFP. Hingga Minggu, jumlah korban tewas secara keseluruhan dalam lebih dari 13 bulan perang telah mencapai 43.846. Mayoritas korban tewas adalah warga sipil, menurut data kementerian, yang dianggap dapat diandalkan oleh PBB.
7.Jet Tempur Israel Bom Beirut
Ledakan besar mengguncang Beirut lagi, Minggu. Serangan Israel kembali terjadi untuk kedua kalinya Minggu, setelah sebelumnya serangan menewaskan juru bicara Hizbullah. Mengutip AFP, sasaran adalah distrik permukiman dan perbelanjaan pusat kota Beirut. Kementerian kesehatan mengatakan serangan itu menewaskan dua orang dan melukai 22 orang, menambah jumlah korban dalam serangan sebelumnya di mana satu orang tewas dan sembilan orang terluka.
“Pesawat tempur Israel melancarkan serangan di wilayah Mar Elias,” kata NNA mengenai distrik padat penduduk yang juga menampung orang-orang yang mengungsi akibat konflik.
Lina, 59 tahun, yang rumahnya di Mar Elias berjarak kurang dari 500 meter (1.600 kaki) dari lokasi serangan, mengatakan serangan itu mengenai jalan yang ia lalui “setiap hari untuk pergi bekerja”.
“Itu wilayah pemukiman… Tidak ada tempat di negara ini yang aman lagi,” katanya, yang meminta identitasnya hanya disebutkan dengan nama depannya.
NNA mengatakan serangan itu menargetkan pusat Jamaa Islamiya”, merujuk pada kelompok Muslim Sunni yang bersekutu dengan kelompok militan Palestina Hamas dan Hizbullah Lebanon. Namun, anggota parlemen Jamaa Islamiya Imad Hout mengatakan bahwa “tidak ada pusat atau lembaga yang berafiliasi dengan kelompok itu yang berlokasi di daerah yang menjadi sasaran serangan, dan tidak ada anggota kelompok yang menjadi sasaran”.
8.Rumah Netanyahu Dilempar Bom Suar
Rumah PM Israel Benjamin Netanyahu dilempar bom suar. Setidaknya dua bom suar mendarat di halaman luar kediamannya di pusat kota Caesarea. Saat insiden terjadi, Netanyahu tidak berada di rumah. Penyelidikan masih dilakukan meski diketahui tiga orang telah ditangkap.
“Tiga tersangka ditangkap semalam karena keterlibatan mereka dalam insiden yang terjadi Sabtu malam,” kata polisi dalam sebuah pernyataan menambahkan bahwa para tersangka akan diinterogasi bersama dengan badan keamanan internal Shin Bet, AFP melaporkan.
Sementara itu dugaan awal mengatakan bahwa pelemparan bom suar tersebut adalah warga Israel sendiri. Juru bicara parlemen Israel, Amir Ohana, menuduh pengunjuk rasa antipemerintah berada di balik insiden tersebut.
“Tulisan itu terpampang di dinding, di jalan, dalam pesan-pesan yang menghasut, dan dalam demonstrasi,” katanya, merujuk pada protes antipemerintah yang meletus pada awal tahun 2023.
“Jika kecurigaan itu benar dan aktivis berada di balik penembakan suar di kediaman perdana menteri, harus dikatakan dengan jelas: ini bukan protes, ini terorisme,” tambah mantan anggota kabinet perang Netanyahu dan tokoh oposisi Israel, Benny Gantz.
9.Perang Israel Akan Melebar ke Negara Baru
Perang Israel di Timur Tengah dikhawatirkan melebar ke negara baru. Irak, bisa jadi medan pertempuran berikutnya di Timur Tengah. Milisi Irak, kini rajin menggempur Israel, bahkan berjanji memberikan banyak kejutan ke Tel Aviv.
Ini diyakini bisa berakhir seperti Lebanon, di mana serangan Hizbullah membawa peperangan melebar ke negeri itu. Mengutip The Economist, sebenarnya, Irak sebagai negara sudah melakukan banyak hal dengan cukup baik. Pendapatan minyak mulai membiayai infrastrukur dan kekerasan berada di level terendah,
“Namun, upaya mereka terhambat oleh kurangnya kendali atas wilayah mereka sendiri,” tulis analisis laman itu.
“Israel mengatakan Iran menyalurkan persediaan baru rudal jarak jauh dan pesawat tanpa awak peledak ke milisinya di sana. Iran sangat marah karena Amerika membiarkan Israel menggunakan wilayah udara Irak untuk mengebomnya,” tambahnya. “Irak bisa menjadi negara berikutnya yang akan ditarik ke dalam perang regional Israel,” muatnya lagi. []
Putri Aulia Maharani